JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Arab Saudi baru saja menjadi korban serangan drone pada Sabtu (14/9). Kilang minyak Abqaiq milik Aramco (Pertaminanya Arab Saudi) lumpuh akibat serangan tersebut. AS pun langsung menuding Iran sebagai aktor serangan.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo tidak mau basa-basi saat mendengar laporan serangan di kilang Abqaiq. Dia pun langsung meminta negara-negara lain bisa ikut mengutuk Iran.
"Kami pastikan Iran akan bertanggung jawab atas semua aksinya," tegas Pompeo menurut BBC.
Pernyataan kepala diplomat negeri Paman Sam itu berlawanan dengan klaim kelompok Houthi dari Yaman yang sudah mengklaim serangan tersebut. Mereka mengaku telah mengerahkan 10 drone untuk melumpuhkan kilang yang bisa memproduksi 5,7 juta barel minyak per hari itu.
Menghadapi klaim tersebut, orang kepercayaan Presiden AS Donald Trump itu tutup telinga. Pompeo tidak memberikan bukti nyata bahwa serangan tersebut diluncurkan pemerintahan Hassan Rouhani.
"Saat ini tidak ada bukti kuat bahwa serangan itu diluncurkan dari Yaman," ungkapnya kepada Agence France-Presse.
Pakar mengatakan bahwa jarak Yaman menuju kilang Abqaiq di Khurais terlalu jauh. Yakni, sekitar 770 kilometer. Itu jauh melebihi jangkauan drone milik Houthi Qatef-1. Namun, penyelidik PBB mengatakan bahwa Houthi punya drone terbaru, UAV-X, yang bisa menjangkau jarak 1.500 km.
Wall Street Journal menambahkan, kemungkinan serangan tersebut bisa dilakukan dari sekutu syiah di Iraq atau Iran dengan menggunakan rudal. Dengan begitu, pemerintah Saudi gagal mendeteksi serangan tersebut.
Iran pun membantah semua tuduhan itu. Menurut mereka, tuduhan AS hanya bualan yang bakal dipakai alasan untuk melakukan agresi ke Iran.
"Setelah gagal menekan Iran, Pompeo kini menyebar fitnah," ujar Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi