KRISIS MYANMAR

12 Warga Sipil Dibunuh Militer Myanmar dalam Sepekan

Internasional | Rabu, 15 September 2021 - 04:06 WIB

12 Warga Sipil Dibunuh Militer Myanmar dalam Sepekan
Asap tebal terlihat di sebuah desa di Myanmar yang dibakar oleh tentara junta militer. (REUTERS/DAILY MAIL)

YANGON (RIAUPOS.CO) - Dalam seminggu terakhir, setidaknya 12 warga sipil Myanmar tewas dibunuh pasukan junta militer di wilayah Magwe, Sagaing dan Yangon.

Sebelumnya, pasukan junta membunuh dua bersaudara di Kotapraja Taungdwingyi, Wilayah Magwe. Pembunuhan ini dilakukan setelah tiang telekomunikasi milik militer, Mytel, salah satu dari empat operator telekomunikasi di Myanmar, hancur.


Melansir The Irrawady, kelompok perlawanan junta mengatakan bahwa tentara Myanmar menyiksa penduduk desa saat mereka diinterogasi atas insiden tersebut. Dua orang tewas dan empat penduduk lainnya ditahan.

Menara telekomunikasi milik militer Myanmar menjadi sasaran kelompok anti-militer Myanmar, setelah sebelumnya Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) mendeklarasikan perang melawan junta pada 7 September lalu.

Tak hanya itu, pasukan junta juga membakar 30 rumah penduduk selama penggerebekan di desa Hnan Khar dan Htet Hlaw di Kotapraja Gangaw, ketika akhir pekan. Pasukan junta juga menembak mati seorang penduduk desa dan pejuang perlawanan anti-militer. Kedua mayat ditemukan ketika para penduduk desa kembali ke tempat itu.

Pada Senin (13/9) paginya, pasukan junta membakar setidaknya sepuluh rumah di desa Hnan Khar.

Di Kotapraja Myaung, Wilayah Sagaing, tujuh penduduk desa yang terjebak selama bentrokan dilaporkan ditembak mati oleh tentara rezim junta.

Di Wilayah Yangon, seorang pria berusia 36 bernama Ko Aung Ko ditembak mati ketika ia tidak dapat menghentikan mobilnya saat berhadapan dengan pos pemeriksaan junta pada Sabtu malam. Istrinya ikut tertembak dan dalam kondisi kritis.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik melaporkan bahwa sejak kudeta Februari lalu, pasukan junta telah menewaskan sedikitnya 1.080 orang, termasuk remaja, anak-anak, aktivis mahasiswa, pengunjuk rasa, politisi, pengamat dan pejalan kaki.

Selain membunuh, junta militer juga menyandera 177 orang yang mana merupakan keluarga dari aktivis anti-rezim militer.

Junta sendiri melakukan kudeta karena menganggap hasil pemilu yang dimenangkan Aung San Suu Kyi sebagai bentuk kecurangan.

Kondisi Myanmar sekarang dalam krisis setelah beberapa milisi bersenjata mengangkat senjata melawan pemerintah. Belum ada reaksi dari PBB atau negara lainnya soal apa yang dilakukan junta militer Myanmar kepada masyarakat sipil.

Sumber: The Irrawady/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook