WASHINGTON (RIAUPOS.CO) – Badai Florence akan menghantam pesisir timur Amerika Serikat (AS) pada Kamis malam (13/9) atau Jumat pagi ini (14/9). Demikian ramalan National Hurricane Center (NHC). Namun, selama sepekan terakhir, penduduk di kota-kota pesisir dari Negara Bagian Georgia sampai Virginia mengungsi. Sampai kemarin, sedikitnya 10 juta warga meninggalkan tempat tinggal mereka.
Skala Saffir-Simpson yang menjadi patokan kekuatan badai di Negeri Paman Sam mengategorikan Florence pada angka 2. Artinya, Florence lemah. ‘’Saat ini kecepatan maksimumnya berkisar 175 kilometer per jam. ’’Demikian bunyi keterangan tertulis Associated Press mengutip NHC. Padahal, beberapa hari sebelumnya, kecepatan Florence mencapai 224 kilometer per jam.
Meski melemah, Florence tidak lantas bukan ancaman. Karena kekuatannya berkurang, badai justru bakal lebih lama bertahan di jalur lintasannya. Sebab, pergeseran angin ribut itu akan lebih lambat. Akibatnya, potensi kerusakan yang ditimbulkan bisa lebih besar. ‘’Anda pilih ditabrak kereta api atau truk semen?’’ kata Jeff Byard, pejabat Federal Emergency Management Agency (FEMA), kepada CNN. Maksud Byard, badai kategori 2 pun berbahaya. Dampaknya juga bisa membuat warga AS sengsara. Apalagi, kali ini jangkauan Florence diperkirakan sangat luas.
Florence bisa menyapu area yang jaraknya berkisar 110 kilometer dari inti badai. Dampak kecepatan anginnya bakal terasa sampai area yang berjarak 315 kilometer. Karena itulah, sekitar 5,25 juta penduduk yang tinggal di area lintasan Florence sudah meninggalkan tempat tinggal mereka. Kini area itu bagai kota hantu. ’’Bahkan, pasukan penyelamat harus mengungsi,’’ ujar Gubernur South Carolina Henry McMaster.
Kemarin David Garrigus dan istrinya, Janelle, termasuk warga yang mengungsi belakangan. Mereka meninggalkan rumah mereka di Wilmington setelah NHC mengumumkan bahwa kota tersebut akan menjadi titik pertama yang dihantam Florence. ‘’Selama ini kami cuma berjaga-jaga sambil berharap ada cukup banyak waktu untuk bertahan,’’ ucap Garrigus.
Namun, begitu NHC menyatakan bahwa Florence sudah sangat dekat, Garrigus dan Janelle langsung angkat kaki. Sejauh ini hampir seribu penerbangan di sejumlah bandara AS terpaksa batal. Nanti, saat Florence tiba di pesisir timur, listrik dipastikan padam.
NHC melaporkan, Florence bakal bertahan di wilayah South Carolina dan negara bagian sekitarnya sampai Ahad (16/9). Selain Florence, sejumlah badai yang lain mengancam penduduk dunia. Di Benua Amerika, ada Helene, Joyce, Isaac, dan Olivia. Di Filipina, warga sedang sibuk bersiap menghadapi amuk badai Mangkhut.(bil/c14/hep/jpg)