Banjir Besar Libya, Sedikitnya 6.000 Orang Meninggal

Internasional | Rabu, 13 September 2023 - 18:18 WIB

Banjir Besar Libya, Sedikitnya 6.000 Orang Meninggal
Badai yang menyebabkan banjir dahsyat yang merusak bendungan dan menyapu seluruh lingkungan di Derna, Libya, Ahad (10/9/2023). (JAMAL ALKOMATY/AP PHOTO)

DERNA (RIAUPOS.CO) - Libya sedang dilanda banjir bandang yang menyebabkan ribuan orang dinyatakan hilang. Badai besar dan hujan yang melanda kota Derna itu menghancurkan bangunan-bangunan dan menghantam pemukiman warga.

Juru bicara Libya National Army (LNA), Ahmed Mismari mengatakan bahwa bencana yang terjadi saat ini adalah akibat dari runtuhnya bendungan di atas Derna. Hal ini mengakibatkan air menyapu seluruh penduduknya ke laut. Mismari mengatakan setidaknya 5.000-6.000 orang telah hilang. Tujuh anggota LNA juga tewas akibat banjir tersebut.


Dilansir dari Reuters, Selasa (12/9/2023), pada Senin (11/9/2023) kepala kelompok Bulan Sabit Merah di wilayah tersebut mengatakan jumlah korban tewas yang sudah dilaporkan mencapai 150 orang dan diperkirakan akan terus bertambah. Dewan Kepresidenan Libya sudah meminta bantuan kepada komunitas internasional.

Osama Hamad, kepala pemerintahan wilayah timur mengatakan pada siaran televisi lokal bahwa 2000 orang lebih telah tewas dan ribuan lainnya hilang tersapu banjir. Banjir bandang ini disebabkan oleh Badai Daniel yang menyapu Mediterania pada Ahad (10/9/2023) sehingga membanjiri jalan-jalan dan menghancurkan bangunan di kota Derna serta menghantam pemukiman di sepanjang pantai, termasuk kota Benghazi yang merupakan kota terbesar kedua di Libya.

Sebuah video menampilkan arus deras air yang mengalir melalui saluran air di pusat kota dan menghancurkan bangunan-bangunan ada. Televisi lokal Libya juga menampilkan orang-orang duduk di atap kendaraan mereka meminta bantuan.

Salah satu warga kota Derna, Saleh al-Obaidi mengatakan ia berhasil menyelamatkan diri bersama kelurganya meskipun rumah-rumah di dekat lembah kota tersebut runtuh. Warga lainnya juga mengatakan air sudah mengepung rumah mereka saat mereka masih tertidur sehingga sulit untuk keluar.

Seorang saksi mata mengatakan ketinggian air mencapai tiga meter, operasi pencarian dan penyelamatan masih terus dilakukan. Pihak berwenang juga mengumumkan kondisi tersebut sebagai keadaan darurat ekstrem sehingga harus menutup sekolah dan toko, serta harus memberlakukan jam malam.

Kementerian Dalam Negeri Libya bagian timur menyebutkan bahwa, korban tewas di kota Derna di Mediterania yang hancur adalah 5.200 orang. Bencana banjir ini menghancurkan banyak bangunan serta menghancurkan pemukiman penduduk.

Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat seiring dengan berlanjutnya operasi pemulihan di kota timur Libya yang hancur. 

Tim penyelamat dan konvoi bantuan berjuang untuk mencapai Derna, yang hanya memiliki satu jalan yang masih berfungsi menuju ke Derna.

"Lebih dari 1.000 jenazah telah dikumpulkan, termasuk setidaknya 700 jenazah yang telah dikuburkan sejauh ini" ungkap Menteri Kesehatan kota Timur Libya.

Wakil Wali Kota Derna mengatakan cara kota ini dibangun menempatkan sebagian besar penduduknya berada di jalur langsung air.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Eka G Putra









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook