DONALD TRUMP

Di Rumah Sakit Lebih Baik Pakai Masker

Internasional | Senin, 13 Juli 2020 - 10:48 WIB

Di Rumah Sakit Lebih Baik Pakai Masker
Donald Trump

WASHINGTON (RIAUPOS.CO) -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang baik dalam lawatan akhir pekan lalu. Pada Sabtu (11/7) dia mengunjungi fasilitas medis milik militer di Bethesda, Negara Bagian Maryland. Tidak seperti biasanya, suami Melania itu mengenakan masker.

Foto Trump bermasker di Walter Reed National Military Medical Center langsung tersebar luas seiring langkahnya menyusuri koridor rumah sakit (RS). Masker berwarna biru tua tersebut dipermanis dengan lambang kepresidenan pada bagian kiri bawah. Itu menjadi momen kedua Trump memakai masker sejak Covid-19 mewabah. Sebelumnya, wajah sang presiden dalam balutan masker menghiasi media saat dia melawat pabrik Ford di Michigan. "Saya tak pernah menolak penggunaan masker. Tapi, menurut saya, ada waktu dan tempat yang tepat untuk itu," ujar tokoh 74 tahun tersebut kepada BBC.


Sabtu itu, dia bertolak dari Gedung Putih dengan menggunakan helikopter. Misi Trump di rumah sakit tersebut adalah menjenguk tentara-tentara yang terluka dan para tenaga medis. Saat helikopter tiba di Walter Reed National Military Medical Center, Trump belum memakai masker. Turun dari helikopter pun, dia belum bermasker. Masker baru dipakai ketika dia hendak masuk rumah sakit.

"Kalau Anda berada di rumah sakit, memang lebih baik memakai masker," ungkapnya sebagaimana dilansir Associated Press.

Andrew Bates, Jubir Calon Presiden Partai Demokrat Joe Biden, mengkritik Trump. Menurut dia, upaya ayah Ivanka itu sudah terlambat. Sebab, Wakil Presiden AS Mike Pence sudah lebih dulu memberikan teladan kepada publik Negeri Paman Sam dalam menghadapi Covid-19. Yakni, dengan memakai masker. Sejumlah tokoh Partai Republik melakukan hal yang sama.

Namun, Trump tetap menolak memakai masker. Bahkan, saat konferensi pers atau kunjungan dan acara-acara publik lainnya, dia tetap menampilkan wajah tanpa masker.

"Berbulan-bulan dia tak menghiraukan saran dari pakar kesehatan. Dia malah berusaha memecah belah bangsa," jelas salah seorang sumber di Gedung Putih.  

Saat ini total kasus Covid-19 di AS sudah 3,2 juta. Sementara itu, kematian akibat virus tersebut mencapai 134 ribu. Data itu menjadikan AS sebagai negara paling terdampak di dunia. Isu tersebut juga pasti akan menjadi pertimbangan para pemilik suara dalam pemilu akhir tahun nanti.(bil/c20/hep/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook