WASHINGTON DC (RIAUPOS.CO) - ''KAPAN FBI akan menggeledah properti Joe Biden, atau Gedung Putih sekalian.'' Kalimat itu merupakan unggahan Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump di akun Truth Social. Ia merujuk pada temuan dokumen rahasia di bangunan yang berhubungan dengan Biden.
Bukan cuma satu, tapi sudah ada dua bangunan yang menyimpan dokumen rahasia. Dokumen tersebut kemungkinan dibawa pasca Biden menjabat sebagai Wakil Presiden di era Barack Obama.
Kumpulan dokumen rahasia pertama ditemukan di Penn Biden Center for Diplomacy and Global Engagement pada 2 November lalu. Tapi hal itu baru diungkap pekan ini. Saat itu pengacara pribadi Biden membuka lemari yang terkunci untuk mengemas isinya. Ada sekitar 10 dokumen rahasia dan sudah langsung diserahkan ke Badan Arsip Nasional (NARA).
Beberapa media mengungkapkan di antaranya ada memo intelijen AS dan materi pengarahan terkait Ukraina, Iran, dan Inggris. Tidak jelas bagaimana dokumen-dokumen itu bisa berakhir di sana.
Terbaru, temuan kedua terungkap Rabu (11/1). NBC News merupakan media yang kali pertama memuat. Pihak Gedung Putih tidak membantah. Kali ini tidak ada keterangan spesifik di mana lokasi temuannya dan materi isinya. Yang jelas, lokasinya berbeda. Gara-gara temuan kedua ini, banyak pihak utamanya politisi Republik meminta agar Jaksa Agung Merrick Garland menunjuk penasihat khusus untuk menyelidiki bagaimana cara Biden menangani dokumen semacam itu.
Departemen Kehakiman sudah membuka penyelidikan untuk melihat bagaimana materi rahasia itu sampai di sana dan apakah ada materi lain yang seharusnya diamankan oleh pemerintah. Saat ini juru bicara Departemen Kehakiman, FBI dan Gedung Putih masih menolak untuk memberikan komentar. Saat temuan dokumen rahasia yang pertama mencuat di media, Biden menegaskan akan bekerjasama dengan otoritas terkait untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun dia juga belum berkomentar terkait temuan kedua.
''Ini sedang dikaji oleh Departemen Kehakiman. Saya tidak akan (memberi keterangan) melampaui apa yang dibagikan oleh presiden,'' ujar Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre seperti dikutip The Washington Post.
Temuan dokumen-dokumen rahasia itu seperti senjata makan tuan terkait manuver politik Gedung Putih dan Demokrat. Sebab selama ini mereka kerap mengkritik Trump yang menyimpan dokumen rahasia di kediamannya di Mar-a-lago, Florida, setelah tak lagi menjabat sebagai presiden. FBI sempat menggeledah kediaman Trump di Florida Agustus lalu. Penyelidikan kriminal juga dilakukan karena Trump dinilai salah menangani file rahasia.
Garland menunjuk Jack Smith sebagai penasihat khusus untuk mengawasi penyelidikan kriminal Trump pada 18 November lalu. Sedangkan untuk meninjau penemuan dokumen rahasia Biden, Garland menunjuk Pengacara AS John R Lausch Jr dari Chicago.
Pengacara Biden, Richard Sauber mengatakan, bahwa kasus Trump dan Biden berbeda. Dokumen rahasia di properti Biden ditemukan oleh pengacaranya sendiri dan diserahkan secara sukarela ke pihak berwenang. Sedangkan dalam kasus Trump, pejabat NARA harus mendesak agar ia diserahkan.
Panggilan pengadilan juga harus diluncurkan agar dokumen itu diserahkan. Trump hanya menyerahkan 38 dokumen. FBI yang melakukan penggeledahan dan mengamankan 10 ribu file, sekitar 300 di antaranya rahasia dan 13 bahkan memiliki stempel sangat rahasia.(sha/bay/esi)
Laporan JPG, Washington DC