KOLOMBO (RIAUPOS.CO) – Rakyat Sri Lanka melampiaskan kekesalan saat menduduki kediaman Presiden Gotabaya Rajapaksa. Mereka berpesta dan menggunakan fasilitas mewah milik presiden termasuk kolam renang. Hal itu terjadi saat rakyat melakukan unjuk rasa menuntut sang presiden mundur dari jabatannya.
Suara rakyat Sri Lanka direspons oleh sejumlah menteri di kabinet. Sebanyak 4 menteri memutuskan mundur dari jabatannya sebagai bentuk tanggung jawab lantaran kondisi krisis belum teratasi. Meski begitu, rakyat belum puas. Mereka tetap menagih giliran presiden turun dari kursinya. Gotabaya Rajapaksa belum resmi mundur dan baru berjanji bakal mundur pada 13 Juli mendatang. Rakyat akan terus mengawal janji tersebut sampai presiden benar-benar meletakkan jabatannya.
Empat menteri yang mundur adalah Dhammika Perera yang sebelumnya menjabat Menteri Promosi Investasi. Dia menyusul menteri lainnya yang telah mundur yakni Harin Fernando, Manusha Nanayakkara, dan Bandula Gunawardena.
Seperti diketahui, pada Sabtu (9/7/2022), unjuk rasa besar-besaran terjadi di ibu kota Sri Lanka, Kolombo. Ribuan pengunjuk rasa menerobos masuk ke kediaman Presiden Gotabaya Rajapaksa. Rakyat menuntut Gotabaya mundur. Rumah Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe juga menjadi sasaran amarah rakyat dengan dirusak dan dibakar.
Usai kejadian tersebut, Gotabaya menghubungi Ketua Parlemen Mahinda Yapa Abeywardena bahwa dia akan mundur pada 13 Juli. Sementara Perdana Menteri Wickremesinghe mengatakan dia akan mengundurkan diri segera setelah pemerintah semua partai siap untuk mengambil alih.
Rakyat Tak Percaya
Pengunjuk rasa tetap skeptis tentang niat para pemimpin untuk mundur. Mereka mengancam tetap duduk di kediaman presiden sampai presiden resmi mundur.
“Perjuangan kami belum berakhir,” kata pemimpin pengunjuk rasa dari mahasiswa, Lahiru Weerasekara, seperti dikutip AFP.
“Kami tidak akan menyerah perjuangan ini sampai Presiden Gotabaya Rajapaksa benar-benar pergi,” katanya.
Presiden Tak Ada Kabar
Keberadaan Presiden Gotabaya Rajapaksa saat ini masih belum diketahui. Pada Sabtu (9/7/2022), dalam sebuah video, dia berada di kapal Angkatan Laut Sri Lanka. Media lokal mengklaim bahwa presiden membawa banyak koper. Diduga koper-koper tersebut berisi uang tunai.
Dana Moneter Internasional atau IMF mengatakan sedang memantau dengan cermat perkembangan yang sedang berlangsung di Sri Lanka. IMF berharap krisis politik segera diselesaikan untuk memungkinkan dimulainya kembali dialog tentang program yang didukung IMF.
Total utang luar negeri Sri Lanka mencapai 51 miliar dolar AS. Amerika Serikat telah mendesak para politisi Sri Lanka untuk maju dan bekerja dengan cepat mencapai solusi jangka panjang guna mengatasi ketidakpuasan rakyat.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman