ADDIS ABABA (RIAUPOS.CO) - Wendy Otieno tak kuasa menahan air mata. Berkali-kali dia berusaha menelepon ibunya, tapi tak kunjung berhasil. Ibu Otieno adalah salah satu penumpang pesawat Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET302. Pesawat yang terbang dari Addis Ababa, Ethiopia, menuju Nairobi, Kenya, itu jatuh. Tiada korban selamat.
”Kami berharap dia naik pesawat yang berbeda atau penerbangannya ditunda,” ucap Otieno seperti dikutip Reuters.
Dia masih terus berharap selama belum ada kepastian bahwa ibunya termasuk korban meninggal dunia. Dia dan ratusan kerabat penumpanglain kini hanya bisa menanti kepastian di Bandara Internasional Jomo Kenyatta, Nairobi. Beberapa jam setelah jatuhnya pesawat nahas itu, keluarga korban tidak mendapatkan informasi apa pun dari pihak bandara maupun maskapai. Mereka mengetahui perkembangan situasi lewat pemberitaan di media. ”Kami hanya bisa berdiri di sini, berharap yang terbaik,” terang Robert Mutanda.
Pesawat jenis Boeing 737 Max-8 milik Ethiopian Airlines itu lepas landas dari Bandara Internasional Bole, Addis Ababa, pukul 08.38 waktu setempat. Enam menit kemudian pesawat itu jatuh di Bishoftu yang berjarak 62 km dari Addis Ababa. Di antara 157 orang di dalamnya, tak ada yang selamat. Perinciannya, 149 penumpang dan 8 kru pesawat. ”Penumpang dari 33 negara ada di dalam pesawat itu,” ujar CEO Ethiopian Airlines Tewolde Gebremariam.
Dari keterangan resmi maskapai, ada seorang warga negara Indonesia yang turut menjadi penumpang. Namun hingga kini masih belum diketahui identitasnya.(sha/c11/sof/jpg)