ANKARA (RIAUPOS.CO) - Jika melihat rangkaian foto udara yang mengabadikan skala kehancuran akibat gempa dangkal yang berpusat di darat ini, daerah-daerah tertimpa gempa itu memang rusak demikian parah. Kerusakan itu terjadi dalam hitungan menit, bahkan detik, atau jauh lebih singkat ketimbang kerusakan yang diakibatkan perang.
Di Adiyaman yang terletak di bagian tenggara Turki, sejumlah orang memohon tim penyelamat agar mau memeriksa puing-puing bangunan tempat kerabat mereka terperangkap di baliknya.
Para petugas penyelamat menolak permohonan ini karena menanggap sudah tak ada yang bisa diselamatkan di situ. Mereka harus memprioritaskan daerah yang memiliki orang-orang yang kemugkinan masih bisa diselamatkan.
Bahkan dalam keadaan seironis ini, seperti terjadi pada setiap bencana alam di dunia ini, selalu ada kisah heroisme dan keajaiban di balik bencana. Salah satunya adalah kisah seorang remaja di Gaziantep yang diselamatkan setelah 94 jam terjebak di bawah puing-puing bangunan dan bertahan hidup dengan meminum air seninya sendiri. Kisah ini dilaporkan laman Sky News.
Begitu berhasil menyelamatkan si remaja yang kemudian diketahui bernama Adnan Muhammed Korkut, tim penyelamat turut larut dalam haru sekaligus bahagia. Bersama warga sekitar, mereka serempak bertepuk tangan sembari meneriakkan nama remaja berusia 17 tahun itu setelah berhasil ditarik dari ruang bawah tanah sebuah gedung.
“Alhamdulillah, Engkau datang,” kata si remaja menyebut Sang Pencipta, sembari memeluk ibunda tersayangnya.
“Terima kasih semuanya,” sambung dia, kepada orang-orang yang menyelamatkannya.
Korkut hanya mengalami luka ringan, tetapi dia terpaksa meminum air kencing sendiri agar bertahan hidup.
“Aku punya anak sepertimu,” kata seorang petugas penyelamat yang menyelamatkan Korkut.
Si petugas mengaku tidak tidur selama 4 hari karena fokus mengeluarkan Korkut. Banyak kisah tentang keajaiban seperti dialami Korkut ini, sebanyak heroisme yang ditunjukkan petugas penyelamat yang menolong Korkut.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman