SINOPHARM DIIZINKAN, SINOVAC DITAGIH LENGKAPI DATA KEMANJURAN

WHO Sebut Varian B.1.617 Lebih Menular

Internasional | Senin, 10 Mei 2021 - 09:54 WIB

WHO Sebut Varian B.1.617 Lebih Menular
Petugas kesehatan mengatur tempat tidur untuk pasien Covid-19 di pusat perawatan di Amritsar, India, Ahad (9/5/2021). (NARINDER NANU/AFP)

INDIA (RIAUPOS.CO) - WHO belum memberikan pernyataan resmi terkait dengan varian di India. Namun, Kepala Peneliti WHO Soumya Swaminathan dalam wawancara dengan Agence France-Presse menegaskan bahwa dari sampel yang diteliti, varian B.1.617 di India memang menyebar dengan cepat. 

Pada Sabtu (8/5), untuk kali pertama India mencatat lebih dari 4 ribu kematian akibat Covid-19 dan lebih dari 400 ribu infeksi baru. Seruan untuk lockdown nasional terus digaungkan. Hingga kini WHO belum memasukkan B.1.617 dalam golongan varian yang menjadi perhatian.


Golongan yang masuk varian tersebut mengindikasikan virusnya lebih berbahaya daripada versi asli. Namun, otoritas kesehatan di beberapa negara sudah memasukkan B.1.617 dalam golongan varian yang menjadi perhatian. Misalnya, Amerika dan Inggris. Swaminathan berharap WHO segera mengikutinya. 

"B.1.617 kemungkinan menjadi varian yang jadi perhatian karena ia memiliki beberapa mutasi yang meningkatkan penularan dan berpotensi membuat resistan terhadap antibodi yang dihasilkan oleh vaksinasi atau oleh infeksi alami," tegasnya. 

Meski begitu, lonjakan di India tidak sepenuhnya salah B.1.617. Minimnya protokol kesehatan membuat penularan mudah terjadi. Kini negara-negara di sekitar India mengalami lonjakan kasus serupa. Nepal salah satunya. Sepanjang April, sebanyak 40 persen warga yang dites dinyatakan positif Covid-19. 

Bangladesh mengalami hal serupa. Maret lalu terjadi lonjakan kasus. Setali tiga uang, Pakistan pun demikian. Beberapa provinsi menerapkan larangan ketat dan mewajibkan penggunaan masker. Militer dikerahkan ke beberapa area untuk membantu penanganan. 

Sementara itu, perusahaan milik negara Cina, Sinopharm telah menerima persetujuan darurat untuk vaksin Covid-19 mereka dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ini adalah vaksin dari negara non-Barat pertama. Sementara itu, vaksin dari Sinovac masih menunggu izin darurat dari WHO.

Menurut South China Morning Post, uji coba fase 3 multinegara dengan Uni Emirat Arab telah menunjukkan bahwa vaksin tersebut memiliki tingkat kemanjuran 78 persen. Penilaian terpisah dari Kelompok Penasihat Strategis Ahli Imunisasi (SAGE) WHO menunjukkan bahwa dua dosis vaksin Covid-19 Sinopharm efektif pada orang dewasa.

Para ahli di badan kesehatan PBB mengatakan bahwa mereka masih menunggu informasi tambahan sebelum membuat rekomendasi tentang vaksin Cina lainnya yang dibuat oleh Sinovac Biotech. Padahal jutaan orang telah menerima vaksin itu, dan telah dikirim ke negara lain serta diizinkan penggunaannya.

Reuters melaporkan bahwa WHO dapat mencapai keputusan akhir tentang persetujuan darurat vaksin Covid-19 Sinovac pekan depan. Pakar teknis dari SAGE sudah mulai meninjau vaksin Covid-19 utama Cina lainnya sejak Rabu (5/5).

"Kami telah mulai meninjau laporan dari Sinovac. Kami sebenarnya meminta informasi tambahan kepada pabrikan, yang kami harap dapat segera kami terima untuk membuat keputusan," kata Ketua Kelompok Penasihat Teknis WHO Arnaud Didierlaurent dilansir dari Science Times, Ahad  (9/5).

Sinovac telah mengirimkan lebih dari 300 juta dosis vaksin mereka ke seluruh dunia dan di Cina, di mana mereka dan Sinopharm telah mengekspor ke negara-negara di Amerika Latin, Asia, dan Afrika. Ini sebagian besar adalah negara-negara yang kesulitan mengamankan vaksin Covid-19 yang dikembangkan dari negara-negara Barat.

Pada Jumat (7/5), WHO menyatakan telah memvalidasi keamanan, kemanjuran dan kualitas dari vaksin Covid-19 Sinopharm. Mereka menambahkan, hal itu berpotensi mempercepat akses vaksin Covid-19. 

BBC News melaporkan bahwa lampu hijau dari WHO menjadi pedoman bagi negara-negara bahwa vaksin Covid-19 Sinopharm aman dan efektif. Itu juga berarti bahwa vaksin tersebut dapat digunakan dalam program Covax global untuk memastikan tidak hanya negara-negara kaya tetapi juga negara-negara miskin dapat memiliki akses yang adil ke vaksin Covid-19.

Vaksin Covid-19 Sinopharm telah digunakan secara luas dengan perkiraan 65 juta dosis telah diberikan bahkan sebelum persetujuan darurat WHO. Cina, UEA, Pakistan, dan Hungaria hanyalah beberapa negara yang telah menggunakan vaksin Sinopharm.(sha/c6/bay/das)

Laporan : JPG (Jenewa)
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook