JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kamala Harris membuat sejarah pada hari Sabtu (7/11) atas kemenangannya sebagai wakil presiden bersama Joe Biden dalam Pilpres AS 2020. Kamala Harris menjadi Wapres perempuan kulit hitam pertama dan juga keturunan Asia Selatan.
Harris, 56, secara luas dipandang sebagai kandidat yang kuat dari Partai Demokrat untuk menjadi presiden selanjutnya pada 2024. Itu jika Biden, yang akan berusia 78 tahun pada pelantikan mereka pada 20 Januari, memutuskan untuk tidak mencari masa jabatan kedua. Namun Harris belum mempertimbangkan secara terbuka kemungkinan itu.
Selama ini Harris dikenal sebagai senator AS dari California. Dia sempat menjabat sebagai jaksa wilayah perempuan pertama di San Francisco. Saat itu, ia juga perempuan kulit berwarna pertama California yang terpilih sebagai jaksa agung.
Latar belakangnya dalam peradilan pidana dapat membantu pemerintahan Biden menangani masalah kesetaraan rasial dan kepolisian. Harris terbukti menjadi sosok yang tangguh, progresif dan bisa mewakili semua pemilih. Pemilihannya memicu ledakan kegembiraan di basis Demokrat dan di antara para donor partai.
“Harris selalu menjadi pilihan paling masuk akal sebagai calon wakil presiden untuk Biden karena dia memiliki kemampuan untuk membantu Biden menyatukan koalisi Demokrat lintas garis ras dan generasi,” kata ahli strategi Demokrat yang bekerja untuk kampanye Hillary Clinton 2016 Joel Payne, seperti dilansir dari NDTV, Ahad (8/11).
Sebelum pemilihannya, beberapa ajudan Biden mengatakan bahwa Harris mampu mengatasi kekhawatiran di antara beberapa orang di kubu mantan wakil presiden. Dan mampu menjadi mitra yang dapat dipercaya.
Harris telah menunjukkan dirinya sebagai pemain tim, mengambil peran profil rendah dan mengadakan acara politik virtual untuk mendukung Biden. “Joe dan saya dibesarkan dengan cara yang sangat mirip,” kata Harris tentang Biden pada debat bulan Oktober melawan Wakil Presiden Mike Pence.
“Kami dibesarkan dengan nilai-nilai tentang kerja keras, tentang nilai dan martabat pelayanan publik dan tentang pentingnya memperjuangkan martabat semua orang,” kata Harris saat itu.
Harris menyulap tugas cawapresnya dengan pekerjaan hariannya di Senat. Dirinya juga menyampaikan pesan kampanye tentang perawatan kesehatan dan perubahan iklim.
Sebagai satu-satunya perempuan kulit hitam di Senat, Harris muncul tahun ini sebagai suara terdepan dalam keadilan rasial dan reformasi polisi setelah polisi Minneapolis membunuh pria Afrika-Amerika George Floyd pada Mei lalu. Kehidupan pribadinya, Harris menikah dengan pengacara Douglas Emhoff, yang telah menjadi pelengkapnya di jalur kampanye. Kedua anak tirinya dari pernikahan sebelumnya menyebut ibu mereka dengan sebutan ‘Momala’.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman