Sherpa, Suku di Nepal dan Tibet yang Mendiami Lereng Pegunungan Himalaya

Internasional | Rabu, 07 Juni 2023 - 20:20 WIB

Sherpa, Suku di Nepal dan Tibet yang Mendiami Lereng Pegunungan Himalaya
Gelje Sherpa. (INSTAGRAM @GELJE_SHERPA_)

NEPAL (RIAUPOS.CO) - Kisah penyelamatan terhadap pendaki Malaysia, namun tidak mengakui usaha Sherpa menjadi perbincangan publik. Kamis (18/6/2023) lalu, Ravichandran atau Ravi, pendaki asal Malaysia nyaris mati ketika berada di zona kematian Gunung Everest.

Namun, ia berhasil selamat setelah ditolong Gelje Sherpa yang saat itu sedang memandu pendaki asal Cina.


Karena cerita ini, Sherpa menjadi kata pencarian bahkan trending di twitter. Netizen kemudian mencari tahu apa arti dari Sherpa.

Sherpa merupakan nama dari salah satu suku yang ada di Negara Nepal dan Tibet. Suku ini hidup di lereng-lereng pegunungan Himalaya. Secara tradisional, mereka dipanggil dengan nama depan. Contohnya seperti Gelje Sherpa.

Sherpa dikenal juga sebagai pekerja yang memandu pendakian di Gunung Everest. Para Sherpa ini membantu pendaki-pendaki Gunung Everest hingga mereka turun lagi dari puncak.

Kisah Edmund Hillary di tahun 1953, yang merupakan pendaki pertama Gunung Everst, berhasil menaklukkan gunung es itu atas dampingan Sherpa bernama Tenzing Norgay.

Secara fisik, tubuh Sherpa punya anomali tersendiri jika dibandingkan manusia yang lain. Seorang professor biologi dari Universitas California, Amerika Serikat, Rasmus Nielsen, menyebut secara fisik tubuh para Sherpa sudah beradaptasi dengan ketinggian, seperti tipisnya oksigen.

Bahkan Sebuah studi di tahun 2010 mengidentifikasi genetika Sherpa, bahwa lebih dari 30 faktor genetik membuat tubuh orang Tibet cocok untuk dataran tinggi.

Sherpa disebut juga memiliki EPAS1 atau “gen atlet super”, yang mengatur produksi hemoglobin tubuh, memungkinkan efisiensi yang lebih besar dalam penggunaan oksigen.

Itu mengapa para Sherpa dikenal kuat dan tangguh dalam memandu pendaki hingga mencapai puncak Gunung Everest. Dalam laporan juga disebutkan, Sherpa terkuat dapat bertahan sampai 8.000 meter/23.000 kaki.

Sebelum terkenal menjadi pendaki gunung, pekerjaan kebanyakan Sherpa adalah penggembala ternak, petani dataran tinggi, dan penenun. Kehidupan mereka berubah secara drastis saat para pendaki menjadikan Everest sebagai tempat wisata pada awal 1900.

Tugas Sherpa memang bukan hanya menjadi pemandu, mereka juga diminta menyediakan sejumlah fasilitas pendaki seperti perlengkapan, tenda, makanan, minuman, bahkan sampai Wi-Fi supaya pendaki tetap mendapat sinyal saat di Gunung Everest.

Sumber: Pojoksatu.id

Editor: Eka G Putra









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook