Kiev Banyak Bantuan, Moskow Banjir Sanksi

Internasional | Senin, 07 Maret 2022 - 10:40 WIB

Kiev Banyak Bantuan, Moskow Banjir Sanksi
Tentara Ukraina mengge-ledah seorang warga sipil di sebuah desa, sebelah timur Kota Brovary, Ahad (6/3/2022). (DIMITAR DILKOFF/AFP)

KIEV (RIAUPOS.CO) - Apartemen yang dipesan oleh Anne Margaret Daniel di Airbnb itu terbilang menawan. Lantainya dari kayu dilengkapi sofa abu-abu. Letaknya di Kota Tua di Kiev, Ukraina yang terkenal akan gereja Ortodoks dan patung-patung hewannya yang unik. Daniel memesan apartemen milik Olga Zviryanskaya selama 2 malam.

Daniel yang berasal dari New York, Amerika Serikat tidak cukup gila untuk benar-benar pergi ke Ukraina yang kini dibombardir oleh Rusia. Ia hanya ikut dalam kampanye yang digalakkan belakangan ini. Yaitu memesan apartemen dan rumah-rumah di Ukraina lewat Airbnb. Tujuannya demi membantu penduduk yang tengah dilanda perang itu agar bisa mendapatkan bantuan finansial langsung. Biasanya, uang pemesanan akan cair 24 jam setelah check in.


Pemesanan dilakukan berbagai pihak dari berbagai penjuru dunia. Mereka memastikan yang dipesan adalah apartemen pribadi, bukan milik perusahaan. "Saya harap Anda dan apartemen Anda yang cantik aman serta perang mengerikan ini berakhir," bunyi pesan Daniel pada pemilik apartemen seperti dikutip CNN.

Alhasil, apartemen milik Zviryanskaya itu sudah hampir penuh untuk sebulan ke depan. Begitu pula apartemen-apartemen lain di Ukraina yang diunggah di Airbnb. Padahal sebagian apartemen tersebut mungkin sudah tidak berwujud lagi terkena bom Rusia.

Dukungan untuk Ukraina memang terus mengalir. Pemerintah Lithuania memilih cara yang unik. Dia menamai jalan di depan kedutaan besar Rusia di Vilnius, Lithuania dengan nama Ukrainian Heroes Street alias Jalan Pahlawan Ukraina. Harapannya, semua orang yang menulis surat ke kedutaan itu bakal teringat dengan invasi Moskow ke Kiev.

Di sisi lain, Visa dan Mastercard menyusul PayPal dengan menghentikan layanan di Rusia. Kartu yang diterbitkan oleh bank-bank Rusia tidak akan lagi didukung oleh jaringan mereka. Pun demikian dengan kartu yang diterbitkan oleh bank di luar negeri, tidak bisa dipakai di ATM di Negeri Beruang Merah. Dua perusahaan tersebut mengontrol sekitar 90 persen layanan debit dan kredit di dunia, terkecuali Cina. Ini adalah pukulan tambahan setelah pekan ini beberapa bank Rusia dikeluarkan dari SWIFT.

Bank Sentral Rusia bersikukuh bahwa ATM yang diterbitkan di negara tersebut masih bisa mengakses layanan Visa dan Mastercard. Namun beberapa bank besar seperti Sberbank, Alfa Bank dan Tinkoff memilih mengganti kartu nasabahnya. Mereka akan memakai sistem UnionPay milik Cina digabungkan dengan jaringan Mir milik Rusia.

Para miliarder Rusia juga mulai kelimpungan. Aset-aset mereka ikut dibekukan sebagai bagian dari sanksi. Mereka mencari tempat aman untuk kapal-kapal pesiarnya agar tak ikut disita. Belasan kapal pesiar itu telah tiba maupun sedang menuju negara-negara kecil di Mediterania dan Karibia. Misalnya saja Maldives dan Montenegro. Ada tiga yang terdeteksi berada di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Negara-negara Arab memang memilih tidak ikut campur dengan perang.

Rusia harus membayar mahal atas invasi yang mereka lakukan. Merujuk penelitian yang dilakukan oleh Centre for Economic Recovery, CIVITTA dan EasyBusiness menyatakan bahwa kerugian langsung selama 4 hari pertama perang mencapai 7 miliar dolar AS atau Rp 100,7 triliun. Saat ini ketika perang kian intensif, kerugian Rusia per hari antara 20–25 miliar dolar AS (Rp287,7 triliun-359,7 triliun). Itu adalah biaya logistik, personel, roket yang diluncurkan dan lain sebagainya.

Di lapangan, serangan Rusia kian tidak terkendali. Total penduduk Ukraina yang mengungsi sudah mencapai 1,5 juta orang. Pasukan Rusia juga telah mendekati Kiev. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta penduduknya tetap kuat untuk mengusir para penjajah Rusia.

Seharusnya, Ahad (6/3) ada gencatan senjata di Mariupol untuk mengevakuasi sekitar 200 ribu penduduk sipil. Deretan bus sudah disiapkan. Tapi hingga petang, bus-bus itu kosong karena Rusia kembali menyerang. (sha/bay/jpg)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook