MENJADI istri simpanan memang bukan pilihan yang menyenangkan. Juga bukan pilihan yang mendatangkan kedamaian. Bahkan, jika yang ’’menyimpan’’ itu adalah seorang raja sekalipun. Tanya saja Janan Harb. Hampir lima dekade dia terpaksa menyembunyikan statusnya sebagai istri almarhum Raja Fahd dari Arab Saudi.
Nama Harb menghiasi media sejak awal pekan ini. Perempuan 68 tahun itu muncul seiring dengan keputusan pengadilan tinggi Inggris yang memenangkan gugatan perdata dia Senin (2/11/2015). ’’Saya sangat sangat senang,’’ kata ibu dua putri tersebut. Setelah sekitar 12 tahun memperjuangkan haknya atas sejumlah harta dari sang raja, dia akhirnya bisa bernapas lega.
Hakim Peter Smith memenangkan gugatan perempuan berdarah Palestina itu dan memerintah Pangeran Abdul Aziz membayar ganti rugi. ’’Putra almarhum Raja Fahd harus memberikan kompensasi GBP 12 juta (sekitar Rp248,9 miliar) dan tambahan GBP 3,25 juta (sekitar Rp67,4 miliar) karena mengabaikan kebutuhan hidup penggugat selama bertahun-tahun,’’ paparnya.
Bukan hanya itu, Smith juga menyatakan bahwa Harb berhak atas dua properti supermewah milik Fahd di kawasan elite Chelsea. Di pasaran, dua properti tersebut senilai GBP 15 juta (setara dengan Rp311,4 miliar). Melengkapi kemenangan Harb, Smith pun menagihkan seluruh biaya proses hukum yang berkisar GBP 1 juta (sekitar Rp20 miliar) kepada sang pangeran.
Meski kini bergelimang kemewahan, Harb mengungkapkan bahwa kehidupan yang dijalani sebagai istri simpanan penguasa Negeri Petrodolar itu sarat penderitaan. Itulah yang akhirnya membuat dia menyerah dan membangun bahtera rumah tangga baru dengan seorang pengacara asal Lebanon. Mereka telah dikaruniai dua anak perempuan.
’’Kehidupan pernikahan saya yang pertama (dengan Fahd) berlangsung 20 tahun. Itu adalah tahun-tahun yang menguras emosi,’’ ungkap Harb yang tetap terlihat ayu di usianya yang hampir tujuh dekade. Dia mengaku dipersunting Fahd pada 1968. Saat itu, Fahd belum naik takhta. Fahd masih bergelar pangeran dan menjabat Menteri Dalam Negeri Saudi.