WASHINGTON DC (RIAUPOS.CO) – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kecewa. Sebab, Presiden Cina Xi Jinping tidak menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di India pada 9–10 September.
Delegasi Cina bakal dipimpin Perdana Menteri (PM) Li Qiang. Ketidakhadiran Xi tersebut sudah menjadi isu sejak sepekan terakhir. Namun, baru kemarin (4/9) ada kepastian.
’’Li Qiang akan memimpin delegasi Cina untuk menghadiri KTT G20. Ini adalah forum ekonomi global yang besar dan penting. Tiongkok selalu mementingkan hal ini dan secara aktif berpartisipasi dalam acara-acara terkait,’’ ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Mao Ning kemarin.
Mao memang tidak mengungkap secara langsung bahwa Xi tidak datang dan alasannya. Namun, penjelasannya sudah cukup menunjukkan bahwa pemimpin 70 tahun itu tidak akan hadir.
Selain Xi, Presiden Rusia Vladimir Putin sudah lebih dulu mengonfirmasi ketidakhadirannya.
’’Saya kecewa, tapi saya akan menemuinya (Xi, red),’’ ujar Biden Ahad (3/9) seperti dikutip BBC.
Biden tidak menyebut kapan bakal menggelar pertemuan dengan Xi. Yang jelas, keduanya terakhir bertemu tahun lalu dalam KTT G20 di Bali, Indonesia.
Xi dan Biden mungkin masih memiliki kesempatan untuk berbicara pada November nanti. Yakni, pada pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di San Francisco.
Belakangan, hubungan AS-Cina memang sedang tidak baik-baik saja. AS menuding Cina melakukan pelanggaran HAM, serangan siber, memata-matai, mendukung Rusia, dan berbagai hal lainnya. Bahkan, AS melarang impor produk-produk tertentu ke Cina, terutama yang berkaitan dengan teknologi.
Dalam upaya untuk memperbaiki hubungan, sederet pejabat tinggi AS telah melakukan lawatan ke Cina dalam beberapa bulan terakhir. Di antaranya, Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Menteri Keuangan Janet Yellen, dan Utusan Khusus AS untuk Perubahan Iklim John Kerry. Namun, lawatan itu belum juga membuahkan hasil memuaskan.
Dalam beberapa pekan terakhir, Cina juga menjadi sorotan. Itu menyusul peta nasional yang baru mereka terbitkan. Tiongkok mengklaim Taiwan, wilayah sengketa dengan India, dan seluruh Laut China Selatan masuk dalam wilayahnya.
India sebagai tuan rumah KTT G20 sudah mengajukan nota protes pekan lalu ke Tiongkok atas peta baru tersebut. Protes juga dilayangkan negara-negara lain seperti Filipina dan Malaysia.
Situasi kian tidak cukup baik karena kemarin India melakukan latihan militer besar-besaran. Salah satu lokasinya adalah sepanjang wilayah perbatasan yang diperebutkan dengan Cina. Latihan selama 11 hari itu mereka beri nama Trishul atau Trisula.
’’Itu merupakan latihan tahunan di zona utara yang berbatasan dengan Pakistan dan Tiongkok,’’ ujar salah seorang pejabat di Kementerian Pertahanan India kepada Agence France-Presse.
Latihan itu merupakan bentuk kewaspadaan India terhadap meningkatnya keagresifan militer negara tetangganya. Perbatasan sepanjang 3.500 kilometer di wilayah utara tersebut telah menjadi sumber perselisihan yang tiada henti.
India telah menggelontorkan miliaran dolar ke proyek konektivitas di sisi perbatasannya untuk meningkatkan kehadiran warga sipil. Mereka juga membentuk batalyon paramiliter baru. Selain itu, India juga berupaya mengembangkan hubungan yang lebih erat dengan negara-negara Barat. Salah satunya ikut dalam Quad yang beranggota India, Australia, AS, dan Jepang.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman