JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Belum lama ini, sosok pemimpin di balik kelompok Hizbullah yakni Hassan Nasrallah ramai menjadi sorotan.
Sebagaimana diketahui, Hassan Abdel Karim Nasrallah atau Hassan Nasrallah merupakan pimpinan yang lahir pada tahun 1960 di Beirut Timur. Hassan Nasrallah diketahui tinggal di Beirut selatan, dan sudah menikah serta memiliki tiga anak.
Dilansir dari Al Jazeera, Sabtu (4/11), Nasrallah sejak kecil telah digambarkan sebagai murid luar biasa yang mengabdi pada ajaran Islam.
Tahun 1975, perang saudara di Lebanon memaksa keluarganya untuk kembali ke rumah leluhur mereka di desa Bazzouriyeh di Lebanon selatan.
Ketika berusia 15 tahun, Nasrallah bergabung dengan gerakan Amal, sebuah organisasi politik dan paramiliter yang mewakili Syiah di Lebanon.
Dari Lebanon selatan, Nasrallah muda melakukan perjalanan ke Najaf, Irak, untuk belajar Alquran di sebuah seminari.
Tahun 1978, Nasrallah dan ulama serta mahasiswa Syiah lainnya yang dianggap "radikal" oleh pemerintah Baath terpaksa meninggalkan Irak dan kembali ke Lebanon.
Nasrallah kemudian belajar dan mengajar di sekolah pemimpin Amal Sheikh Abbas al-Musawi. Setelah invasi Israel pada tahun 1982, Nasrallah mengikuti Musawi keluar dari Amal dan masuk ke dalam organisasi payung bernama Hizbullah.
Militer Israel membunuh al-Musawi bersama istri dan ketiga anaknya, pada tahun 1992. Atas permintaan Ayatollah Ali Khamenei dari Iran, Nasrallah mengambil alih kepemimpinan gerakan tersebut.
Di bawah kepemimpinan Nasrallah, Hizbullah menjadi musuh besar pasukan Israel di Lebanon selatan. Kedudukannya di negara tersebut diperkuat setelah putranya dibunuh oleh pasukan Israel pada tahun 1996.
Serangan Hizbullah terhadap angkatan bersenjata Israel merupakan faktor penting dalam keputusan Israel untuk menarik diri dari Lebanon selatan pada tahun 2000.
"Saya tidak percaya negara Israel sebagai negara hukum karena negara ini didirikan berdasarkan pendudukan," ujar Hasan Nasrallah.
Setelah penarikan Israel, Nasrallah memimpin pertukaran tahanan yang kompleks dengan Israel, yang mengakibatkan ratusan anggota Palestina dan Hizbullah dibebaskan dan sejumlah pejuang dikembalikan ke Lebanon.
Posisi Hizbullah sama dengan Suriah dan pemerintah Lebanon menyatakan bahwa penarikan Israel dari Lebanon belumlah tuntas, karena Lebanon mengklaim kedaulatan atas Peternakan Shebaa.
PBB mengatakan daerah perbatasan adalah wilayah Suriah yang diduduki Israel kecuali Beirut dan Damaskus mengubah perbatasan mereka.
Dalam hal itu, Nasrallah terus menyerukan perlawanan berkelanjutan terhadap pendudukan Israel di Lebanon dan ia juga merupakan penentang keras negara Israel.
"Saya tidak percaya negara Israel sebagai negara hukum karena negara ini didirikan atas dasar pendudukan," ujar Nasrallah dalam sebuah wawancara pada tahun 2000.
Pemimpin Hizbullah itu dikatakan senang membaca memoar para tokoh politik.
Dia telah membaca otobiografi Ariel Sharon, serta A Place Under the Sun karya Benjamin Netanyahu.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi