(RIAUPOS.CO) -- KAU pengkhianat. Kau sudah mengkhianati kepercayaanku. Kebohonganmu sudah berakhir dan aku tak lagi peduli. Aku tak peduli kau hidup atau mati. Kalimat tersebut adalah secuplik puisi Syekh Mohammed Al Maktoum yang diartikan Daily Beast. Judulnya, You Lived and You Died (Kau Hidup dan Kau Mati). Puisi itu diunggah di akun Instagram penguasa Dubai tersebut pada 22 Juni lalu.
Tak ada yang tahu pasti kepada siapa puisi itu ditujukan. Namun, banyak yang menduga bahwa sasarannya adalah Haya binti Al Hussein, istri keenamnya. Istri termuda dan paling termahsyur tersebut sedang lari dari rumah.
Banyak prosa terbarunya yang berisi kekecewaan. Putra Syekh Rashid bin Saeed Al Maktoum itu terkenal rajin menulis dan mengunggah karyanya. ’’Semua puisi saya berdasar pengalaman pribadi,’’ ujar Syekh Mohammed dalam situs pribadinya.
Puisi-puisi tersebut menjadi perhatian setelah Haya dikabarkan mengajukan suaka di London, Inggris. Putri kerajaan Jordania itu sudah berbulan-bulan tak pulang ke rumah. Dia dikabarkan kabur ke Jerman dan mengajukan suaka.
Beberapa pekan kemudian, dia dikabarkan sudah sampai di Inggris. Namun, dia tak terlihat di perhelatan Royal Ascot tahun ini. Padahal, dia dan suaminya adalah penggila kuda pacu yang tak pernah mau kehilangan momen penting seperti itu.
Perempuan 45 tahun tersebut diduga sedang mengurung diri di kediaman senilai 85 juta pound sterling (Rp 1,4 triliun) dekat Istana Kensington, London. Dia sedang bersiap mengajukan suaka melalui Pengadilan Tinggi Inggris. ’’Dia merasa hidupnya terancam,’’ ujar sumber internal kepada BBC.
Mungkin tempat itu dinilai paling aman baginya dan dua anaknya. Sebagai darah biru di Timur Tengah, Haya melewati masa mudanya di Inggris. Dia mengenyam pendidikan di Bryanston School di Dorset, lalu berkuliah di University of Oxford.
Mungkin dia berharap kedekatannya dengan aristokrat Britania Raya bisa membuatnya lepas dari cengkeraman suami. Meski, kenyataannya tak semudah itu. Pemerintah Inggris adalah sekutu terdekat Uni Emirat Arab (UEA) yang pasti susah menolak keinginan sang perdana menteri.
Raja Abdullah II dari Jordania pun punya alasan kuat untuk tak mencari ribut dengan negara tujuh emirat tersebut. Seperempat juta warga Jordania menjadi pahlawan devisa di sana. Karena itulah, Inggris dan Jordania menolak memberikan komentar.
’’Kabar yang berembus, ketegangan diplomasi sudah terjadi antara Inggris, UEA, dan Jordania,’’ ungkap Raihan Ismail, pakar dari Australian National University (ANU) Centre for Arab and Islamic Studies, kepada ABC.
Kasus keluarga ningrat yang kabur dari Emirat Dubai itu terjadi sebelumnya. Syeikha Latifa binti Mohammed Al Maktoum, putri Syekh Mohammed dari istri lainnya, berupaya melarikan diri dengan yacht pada Maret lalu.(jpg)
Laporan JPG, Dubai