JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Langkah perdamaian antara Amerika Serikat (AS) dan Taliban menemui jalan terang. Terbaru, utusan AS menunjukkan draft kesepakatan damai dengan Taliban kepada Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani. Utusan AS yang dimaksud adalah Zalmay Khalilzad.
Dalam kesempatan tersebut, Khalilzad memberi pengarahan kepada Presiden Ashraf Ghani tentang perundingan AS-Taliban setelah bentrokan meningkat di beberapa provinsi. Khalilzad menunjukkan salinan rancangan perjanjian perdamaian antara AS dan Taliban kepada Ghani setelah hampir satu tahun negosiasi dengan kelompok tersebut.
Penasihat Presiden, Waheed Omar mengatakan Khalilzad bertemu kembali dengan Presiden Ashraf Ghani pada Senin (2/9). Negosiasi difokuskan pada penarikan ribuan pasukan AS dari Afghanistan dengan jaminan oleh Taliban untuk tidak membiarkan negara itu digunakan sebagai pangkalan untuk serangan di luar negeri.
"Presiden Ghani dan CE Abdullah bertemu dengan Khalilzad, Senin (2/9). Khalilzad menunjukkan salinan rancangan perjanjian damai antara AS dan Taliban. Kami akan memeriksa dokumen dan diskusi dengan Khalilzad dan komunikasi akan berlanjut," sebut Omar di akun resmi Twitter miliknya.
Khalilzad akhir pekan lalu mengatakan AS dan Taliban berada di ambang kesepakatan damai. Pernyataan itu dikeluarkan ketika pertempuran antara kelompok tersebut dan pasukan pemerintah di Afghanistan bagian utara semakin meningkat.
Taliban pada Ahad (1/9) menyerang Pul-e Khumri, ibu kota Provinsi Baghlan, hanya sehari setelah ratusan pejuangnya menyerbu wilayah Kunduz, sebuah kota strategis yang hampir dua kali nyaris diduduki Taliban.
Pada Senin (2/9), media lokal Afghanistan melaporkan serangan terjadi di Provinsi Kunduz, Takhar, Badakhshan, Balkh, Farah, dan Herat. Jalan raya Kabul-Baghlan dan Baghlan-Kunduz juga diblokir. Ini cukup mengejutkan, pasalnya kesepakatan damai tengah dibicarakan.
Kendati pertempuran masih terjadi, Taliban bertekad untuk melakukan kesepakatan dengan AS. Suhail Shaheen, juru bicara kantor politik Taliban di Doha, mengatakan kedua belah pihak telah berada dalam tahap negosiasi untuk menyelesaikan masalah teknis.
"Kami berada di ambang untuk mengakhiri invasi dan mencapai solusi damai untuk Afghanistan," kata Shaheen di Twitter miliknya.
Hanya saja, banyak yang menyakini perjanjian tidak dengan sendirinya mengakhiri pertempuran antara Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan. Namun, akan memungkinkan dimulainya pembicaraan damai intra-Afghanistan. Belum dipastikan apakah Taliban akan setuju untuk berbicara langsung dengan pemerintah Ghani.
Beberapa pejabat Taliban mengatakan mereka hanya akan setuju untuk berbicara dengan para pejabat Afghanistan dalam kapasitas pribadi, bukan sebagai wakil negara. Pejabat Taliban tetap menentang pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 28 September.
Selain itu, belum pasti apakah perjanjian itu akan mencakup penarikan penuh 14.500 tentara AS dari Afghanistan atau akan dilakukan dalam beberapa tahap. Seperti diketahui, lebih dari 30.000 tentara asing berada di Afghanistan. Sebagian besar bertugas sebagai bagian dari misi yang dipimpin NATO untuk melatih dan membantu pasukan Afghanistan.
Ribuan tentara AS juga terlibat dalam misi kontraterorisme secara terpisah melawan kelompok-kelompok bersenjata seperti Negara Islam Irak dan Levant (ISIL atau ISIS) dan Al-Qaeda. Berdasar data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), konflik di Afghanistan telah menyebabkan 3.804 warga sipil (termasuk lebih dari 900 anak-anak) tewas dan 7.000 lainnya terluka sepanjang 2018.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi