’’Aksi kami juga akan berkoordinasi dengan negara-negara kuat dan organisasi-organisasi internasional dalam melancarkan operasi militer di Suriah dan Irak,’’ ungkap Bin Salman yang juga bergelar Wakil Putra Mahkota Kerajaan Saudi. Dia menyadari bahwa koalisi Islam antiteror tidak akan bisa melancarkan aksinya tanpa bekerja sama dengan koalisi antiteror yang lain.
Beberapa waktu lalu, AS mengkritik negara-negara Teluk Arab yang dianggap kurang total mendukung aksi antiteror. Sebab, koalisi tidak sekadar membutuhkan bantuan dana maupun senjata, tetapi juga keterlibatan militer negara. ’’Banyak hal yang masih bisa dilakukan untuk mengampanyekan aksi militer melawan militan Negara Islam (IS alias ISIS),’’ terang Washington.
Kemarin, Bin Salman menjawab kritik Negeri Paman Sam. Koalisi Islam antiteror itu akan menjadi mitra koalisi antiteror yang dipimpin AS untuk melawan terorisme di seluruh dunia. ’’Kami akan melawan semua teroris yang muncul di hadapan kami,’’ janji putra Raja Salman itu. Dia tidak akan membatasi misi antiterornya hanya di negara-negara Arab atau negara-negara Islam.
Sekitar sembilan bulan terakhir, Saudi dan negara-negara Teluk gencar memerangi pemberontak di Yaman. Mereka telah melancarkan ratusan serangan udara di kawasan tersebut. Kabarnya, pemberontak di sana mendapat dukungan penuh Iran . Kini negara-negara tersebut juga akan melancarkan operasi serupa di Suriah, Irak, dan belahan bumi yang lain.(hep/ami/kun)