’’Kita harus menutup sepenuhnya akses bagi orang muslim untuk memasuki AS sementara kita mencari tahu apa yang telah terjadi,’’ ujar Trump yang mendapat sambutan dari para pendukungnya.
Berdasar laporan dari CNN, sangat sulit mendeteksi penduduk muslim di AS. Sebab, selama ini dalam sensus penduduk, agama tidak pernah ditanyakan. Namun, jumlahnya diperkirakan kurang dari 1 persen dari keseluruhan populasi. Sebanyak 63 persennya adalah imigran.
Penduduk muslim justru mayoritas jauh lebih terdidik dari pada warga AS kebanyakan. Rata-rata merupakan lulusan perguruan tinggi. Namun, yang paling berpendidikan adalah warga Yahudi. Penduduk Islam di AS juga tidak seperti di negara-negara mayoritas muslim seperti Arab Saudi.
Pendidikan perempuan muslim di Paman Sam justru lebih tinggi bila dibandingkan lelaki dan mereka bebas bekerja di luar rumah. Mereka juga tidak seradikal yang dibayangkan. Para ahli bahkan mengestimasikan seperempat hingga sepertiga penduduk Afrika yang dibawa ke AS sebagai budak adalah muslim. Sebagian besar dari mereka dipaksa untuk menjadi umat kristiani. Artinya, warga muslim ada sejak AS kali pertama berdiri.
Donald Trump selama ini memang terkenal rasis dan benci imigran. Sejak adanya serangan di Paris, Prancis, beberapa waktu lalu, komentar-komentar pedasnya terhadap muslim AS kian gencar. Namun, pernyataannya kali ini dinilai benar-benar keterlaluan dan sangat provokatif. Banyak pihak yang langsung mengecam pidatonya tersebut. Termasuk dari Gedung Putih dan lawan-lawannya sesama kandidat capres.