RENGAT (RIAUPOS.CO) - Musyawarah Daerah (Musda) X DPD II Partai Golkar Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) berujung ricuh. Akibatnya Musda tersebut diskor ke hari kedua. Namun, belum ada jaminan untuk kelangsungan proses Musda di hari kedua, Kamis (27/8/2020).
Pantauan pada pelaksanaan Musda hari pertama Rabu (26/8/2020) pukul 20.00 WIB di Gedung Dang Purnama Rengat hanya berjalan hingga pengesahan beberapa tata tertib (Tatib). Akibatnya tidak ada kata sepakat dalam penetapan Tatip, hingga nyaris terjadi baku hantam antarpeserta Musda. Bahkan sudah sempat saling dorong hingga ada di antara peserta yang bersiap mau melemparkan kursi.
Pemicu ricuh pada pelaksanaan Musda X DPD II Partai Golkar Kabupaten Inhu itu, berawal dari saling interupsi antar peserta yang memiliki hak suara. Lantaran beberapa saran tidak sependapat dengan sebagian peserta Musda lainnya, ada di antara peserta melemparkan kertas buku panduan sidang.kepada peserta lainnya.
Yang terjadi kemudian, peserta dan undangan yang hadir berdiri dari tempat duduk hingga mengejar pelaku pelemparan buku tersebut. Bahkan ada di antara peserta yang menjadi bulan-bulanan hingga didorong-dorong oleh peserta lain.
Akibat kejadian tersebut, peserta Musda terutama yang berasal dari DPD I Partai Golkar Provinsi Riau menarik diri hingga meninggal ruangan. Saat itu pula acara Musda terhenti hingga lebih kurang tiga jam, sebelum ada penjelasan dari pihak pengurus Partai Golkar.
Wakil Ketua Bidang Pemuda yang juga sekretaris AMPG DPD I Partai Golkar Riau Muhammad Yasmin didampingi Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Inhu H Yopi Arianto SE, Ketua Panitia Musda H Sunardi Ibrahim S.Sos MM didampingi pengurus partai lainnya langsung memberikan keterangan pers.
"Musda X DPD II Partai Golkar Kabupaten Inhu di skor hingga hari kedua," ujar Muhammad Yasmin.
Dijelaskannya, pelaksanaan Musda awalnya berjalan lancar. Namun akibat beberapa kali interupsi, hingga dilanjutkan dengan sejumlah interupsi peserta lainnya membuat suasana Musda agak memanas sehingga pelaksanaan Musda menjadi ricuh yang dimulai oleh oknum peserta. Akibatnya, lima orang pimpinan sidang meninggalkan tempat duduk.
"Dinamika dalam Musda, dinilai wajar dan atas kejadian itu dilakukan skor," tambahya.
Sementara Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Inhu H Yopi Arianto SE mengatakan bahwa, kejadian tersebut merupakan kali pertama dalam setiap Musda.
"Yang merusak jalannya Musda yakni ketika DPD I meninggalkan tempat," tegasnya.
Begitu juga dengan pimpinan sidang terutama yang mewakili dari DPD I meninggalkan tempat.
"Sementara pelaksanaan Musda merupakan perintah DPD I," ucap Yopi lagi.
Laporan: Raja Kasmedi (Rengat)
Editor: Hary B Koriun