Diserang Beruang saat Cari Buah di Hutan

Indragiri Hulu | Rabu, 26 Oktober 2022 - 11:47 WIB

Diserang Beruang saat Cari Buah di Hutan
BERUANG TERJERAT (RPG)

RENGAT (RIAUPOS.CO) – Setahun lalu, tepatnya Agustus 2021, seekor beruang terjerat tali nilon di areal lahan yang dibuka masyarakat Desa Siambul Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu). Binatang buas tersebut dibebaskan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dan Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh ke hutan daerah itu.

Namun beruang tersebut kembali muncul. Bahkan, menyerang warga Dusun Talang Tanjung, Desa Siambul, Kecamatan Batang Gansal, Senin (24/10). Korban serangan beruang itu bernama Deni (22) dan mengalami luka serius pada bagian mulut.


"Saat itu, korban sedang mencari buah jernang di semak belukar Dusun Tanjung. Ia diserang seekor beruang," ujar Plh Kapolres Inhu, Kompol Kompol Dwi Yatmoko STP SIK MIk melalui Kasubsi Penmas, Aipda Misran, Selasa (25/10).

Dijelaskannya, korban mengalami luka robek sehingga dirujuk ke RSUD Indrasari Rengat. Saat kejadian, korban bersama rekannya Migo (21) pergi mencari buah jernang, tepatnya di Dusun Talang Tanjung RT 15, Senin (24/10) sekira pukul 08.00 WIB.

Keduanya, tidak menyangka ada beruang di lokasi mencari buah jernang sehingga keduanya larut mencari buah jernang hingga siang. Namun sekira pukul 14.00 WIB, tiba-tiba seekor beruang keluar dari semak belukar dan langsung menerkam korban.

Sementara rekannya Migo langsung lari ke arah kampung untuk meminta pertolongan warga setempat. Setelah warga datang, korban ditemukan dalam kondisi tergeletak dan berlumuran darah akibat luka robek di bagian mulut.

"Warga langsung melarikan korban ke Puskesmas Batang Gansal hingga akhirnya dirujukan ke RSUD Indrasari Rengat. Hari ini (kemarin, red) informasinya, korban dirujuk ke rumah sakit Jambi atas permintaan keluarga," terang Misran.

Masih Kawasan Hutan

Balai Taman Nasional Bukti Tigapuluh (TNBT) memastikan, lokasi serangan beruang madu tersebut masih berada di kawasan hutan. Kepala Seksi Wilayah II Balai TNBT Lukman Hery Prasetyo menyebutkan, lokasi itu masih dekat dengan kawasan perkebunan. "Masih berada di kawasan hutan dengan jarak sekitar 30 meter dari batas kebun," jelas Lukman, Selasa (25/10).

Balai TNBT bersama tim gabungan, termasuk personel Brimob, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas sudah melihat kondisi di lokasi kejadian siang kemarin. Lukman menyebutkan, tim menemukan bekas cakaran dan tanda-tanda aktivitas beruang di sekitar lokasi serangan.

"Kami meminta warga selalu waspada dan bersabar. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak memasang jerat di sekitar taman nasional. Karena kawasan tersebut hidup hewan yang dilindungi negara keberadaanya," sebut Lukman.

Senada, Kepala Bidang KSDA Wilayah I Andri Hansen Siregar juga meminta masyarakat sekitar lebih waspada. Karena memang lokasi tersebut merupakan kawasan hutan yang merupakan habitat hewan buas. Namun Hansen memastikan pihaknya berupaya melakukan identifikasi individual beruang dan kemungkinan mencari lokasi sarangnya.

"Beruang tidak memiliki teritori, tapi biasanya bersarang. Beruang yang agresif biasanya betina yang sedang beranak. Namun kasus ini, kami belum bisa mengambil kesimpulan. Tapi umum terjadi, beruang bereaksi atau menyerang bila merasa terancam oleh gerakan tiba-tiba atau ketika terkejut," kata Hansen.

Hansen menyebutkan, tim masih akan berada di lapangan dalam rangka mitigasi konflik hewan buas dan manusia pada kasus serangan beruang madu ini. Menjelang masalah ini berujung penanganan konkrit, dirinya mengimbau masyarakat untuk lebih waspada. "Kami sarankan, kalau bisa jangan turun ke hutan dulu. Kalau terpaksa juga, pastikan jangan sendiri, minimal tiga orang. Kami minta warga tidak anarkis, serahkan penanganannya kepada petugas," tuturnya. (kas/end)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook