RENGAT (RIAUPOS.CO) - Anak laki-laki berusia lima tahun berinisial MFL tewas mengenaskan. Korban mengalami luka robek hingga mengeluarkan darah segar, setelah sebilah parang tertancap di bagian dadanya. Parahnya lagi, parang yang tertancap di tubuh korban dilempar sendiri oleh abang kandung korban berinisial MD (23).
Kejadian itu dialami korban usai menonton perlombaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), di kampungnya di Desa Punti Kayu, Kecamatan Batang Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Rabu (17/8) kemarin.
Kejadian pilu yang dialami korban, terjadi di depan ibunya. "Pelaku dan korban merupakan anak dari pasangan Makmur dan Syafina," ujar Kapolsek Peranap, Iptu Bahagia Ginting, Jumat (19/8).
Dijelaskan kapolsek, sebelum terjadi pelemparan parang, pelaku sempat marah terhadap korban dan ibunya. Bahkan pelaku yang sudah memegang parang sempat mendorong korban. Akibat dorong tersebut, korban sempat terpental beberapa meter.
"Melihat kejadian itu, ibu korban yang juga ibu pelaku ketakutan melihat keduanya," ungkapnya.
Ketika posisi korban berjarak sekitar beberapa meter, saat itu pula pelaku melemparkan sebilah parang yang tidak ada gagangnya. Akibatnya, parang tersebut tertancap di bagian dada korban. Dengan kejadian itu, ibu korban langsung mencabut parang yang tertancap di dada korban dan membuang parang tersebut.
Bahkan dengan kejadian itu, ibu korban langsung berteriak minta tolong. Warga yang ada di sekitar lokasi kejadian berupaya membantu dan melarikan korban ke klinik yang tidak jauh dari rumahnya. Hanya saja, pihak kelinik menganjurkan dan merujuk korban ke Puskesmas Peranap.
Dalam perjalanan menuju Puskesmas Peranap, korban sudah meninggal dunia. Sehingga atas kesepakatan pihak keluarga dan warga, korban akhirnya dibawa kembali ke rumah bibiknya atas nama Rusmaini yang tak jauh dari rumah korban.
Pelaku yang masih berada di dalam rumah langsung diamankan. "Berdasarkan informasi pihak keluarga dan warga setempat pelaku diduga mengalami gangguan jiwa (setres). Bahkan ketika dilakukan interogasi, sulit berkomunikasi," terangnya.(gem)