RENGAT (RIAUPOS.CO) - Wilayah Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) dalam pekan ini masuk sebagai daerah terluas terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau. Karhutla tersebut terjadi di Kecamatan Peranap. Bahkan, kejadian yang sama juga terjadi di Kecamatan Batang Cenaku.
Hal itu terungkap dari catatan Polres Inhu pada pelaksanaan rapat bersama tentang analisa dan evaluasi gabungan penanganan dan penanggulangan karhutla. Ralat tersebut diinisiasi oleh Polres Inhu di gedung Sejuta Sungkai Rengat pada Selasa (3/10) kemarin.
Rapat tersebut dihadiri oleh Sekda Inhu Ir H Hendrizal MSi, Dandim 0302 Inhu Letkol Kav Dani Prasetyo Wibowo SSos MIP, Kapolres Inhu AKBP Dody Wirawijaya SIK, Ketua Pengadilan Negeri Rengat Chandra Ghautama SH MH, Kasatpol PP Inhu Tukiyat, Wakapolres Inhu Kompol Teddy Ardian SH SIK MH, Kepala KPBD Inhu Dody Iskandar SE MSc dan pihak perusahaan serta lainnya.
Kapolres Inhu AKBP Dody Wirawijaya, pada kesempatan itu menyampaikan bahwa, masalah karhutla menjadi atensi dari Presiden RI. Karena berdampak pada kerugian yang luas, baik dari segi ekonomi, kesehatan dan lainnya.
“Analisa karhutla yang awalnya terjadi pada lahan gambut, namun dibeberapa tempat terjadi karhutla di lahan mineral,” sebut Dody Wirawijaya.
Lebih jauh sebut Kapolres, penanganan karhutla selama ini masih terkendala dan hambatan yakni personil dalam melakukan penanganan karhutla. Di mana di beberapa titik terkendala pada sumber air, akses jalan dan angin kencang saat terjadi kebakaran.
Polres Inhu bersama TNI, KPBD, Manggala Agni, MPA sudah bersama sama melakukan upaya pencegahan dan penangan Karhutla. Hanya saja, perlu ditingkatkan lagi dalam upaya pencegahan.
Untuk itu ajak Kapolres, perusahaan yang ada di wilayah Kabupaten Inhu diharapkan bisa berpartisipasi dengan meningkatkan pencegahan kebakaran di wilayah perusahaan masing-masing dan menyiapkan alat perlengkapan penangan Karhutla. “Kami berharap semua elemen masyarakat ikut membantu melakukan pencegahan dan penanganan Karhutla agar dapat ditangani secara cepat,” sebut AKBP Dody.
Hal senada juga disampaikan Sekda Inhu Ir Hendrizal. Analisa karhutla yang semulanya hanya dilahan gambut. “Pelaku karhutla biasanya dilakukan oleh warga yang ingin membersihkan lahan yang akan ditanami tanaman palawija dan lain-lain,” sebut Hendrizal.
Untuk itu, kata Ir Hendrizal, tim akan melakukan evaluasi patroli kehutanan perlu ditingkatkan. Melakukan penegakan hukum terhadap pelaku karhutla. Serta Pemkab Inhu berharap kepada perusahaan agar bersinergi dalam menangani karhutla.
Sementara itu, Ketua Pengadilan Negeri Rengat, Chandra Ghautama S.H, MH, menyampaikan bahwa PN Rengat akan mensuport penangan dan pencegahan Karhutla dalam penegakan Hukum.
“Jika kasus karhutla masuk ke PN kami akan menginstruksikan agar penanganannya secara serius. Jangan ada rasa ego sektoral dalam penanganan Karhutla. Namun harus bahu membahu dalam melakukan penanganan,” ujarnya.
Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Inhu, Dody Iskandar merincikan rekapitulasi Karhutla tahun 2023 berdasarkan rilis BPBD Provinsi Riau seluas 308,84 Ha. Dari luasan tersebut terdapat sebanyak 61 titik yang ada di 11 kecamatan wilayah Kabupaten Inhu.
Total hotspot pada aplikasi yang dirilis oleh BMKG Provinsi Riau pada tanggal 31 September 2013 ada 209 Hotspot. “Setelah dirincikan, luas lahan yang terbakar di Kabupaten Inhu bulan September 2023, seluas 177,64 dari 30 titik,” terang Dody Iskandar.(fiz)
Laporan KASMEDI, Rengat