GUBERNUR MARAHI PELATIH

Akan Dilaporkan Coki ke Polda, Gubsu Minta Dibela Wartawan

Hukum | Jumat, 31 Desember 2021 - 02:05 WIB

Akan Dilaporkan Coki ke Polda, Gubsu Minta Dibela Wartawan
Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi. (DOK JPNN)

MEDAN (RIAUPOS.CO) - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi menanggapi rencana pelatih biliar Khoiruddin Aritonang lapor ke Polda Sumut. Yang menarik, dia minta dibela oleh wartawan.

Khoiruddin, yang akrab dipanggil Coki, akan lapor ke polisi lantaran tidak terima dijewer dan dipermalukan di depan orang banyak oleh mantan Pangkostrad itu. Edy Rahmayadi mempertanyakan rencana Coki Aritonang itu.


"Apanya yang mau dilaporin?" kata Edy menjawab pernyataan wartawan, di Medan, Kamis (30/12/2021).  

Pria kelahiran 10 Maret 1961 itu mengatakan ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agar laporan diterima oleh pihak kepolisian.

"Laporan itu kan ada syaratnya," jelas Edy Rahmayadi.

Dia juga meminta agar wartawan ikut membelanya dalam kasus ini.

"Kalian lah yang bela saya," cetus mantan Ketua Umum PSSI itu.

Sebelumnya, tindakan Edy Rahmayadi menjewer Coki itu berlangsung saat penyerahan bonus kepada atlet dan pelatih berprestasi di PON XX Papua, di Aula Tengku Rizal Nurdin, rumah dinas gubernur Sumut, Senin (27/12).

Saat itu, Edy geram kepada Coki karena tidak bertepuk tangan atas kalimat sambutan yang disampaikan. Selain itu, Edy menyebut Coki juga tertidur saat dia berbicara.

Edy pun lantas memanggil Coki ke atas panggung dan menjewer telinganya. Dia juga mengata-ngatai Coki dengan kata "sontoloyo". Setelah itu, Coki pun turun dari atas panggung.

Melihat itu, Edy pun langsung mengusir Coki dari ruangan tersebut. Mantan Mantan Panglima Kodam I/Bukit Barisan itu juga meminta KONI dan Dinas Pemuda dan Olahraga Sumut untuk mengevaluasi Coki.  

Video Edy yang menjewer, mengata-ngatai, serta mengusir Coki itu pun viral di media sosial.

Coki Aritonang membantah bahwa dirinya tertidur saat Edy Rahmayadi sedang memberikan kata sambutan sehingga dia tidak memberikan tepuk tangan.

Pria kelahiran 31 Desember 1974 itu mengaku tidak bertepuk tangan karena menilai apa yang disampaikan oleh Edy Rahmayadi itu hal yang biasa saja. Dia menilai selama ini Edy Rahmayadi juga tidak begitu peduli dengan olahraga di Sumut, termasuk cabor biliar.

Sumber: JPNN/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook