IMBAUAN KAPOLRI

Aparat Kepolisian Diminta Tingkatkan Keamanan Pascarusuh di Mako Brimob

Hukum | Jumat, 11 Mei 2018 - 21:00 WIB

Aparat Kepolisian Diminta Tingkatkan Keamanan Pascarusuh di Mako Brimob

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pascarusuh napi terorisme di rumah tahanan cabang Salemba, Kompleks Markas Komando Brigade Mobile, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, dua hari kemarin, Polri kini lebih waspada.

Pasalnya, diiindikasikan mereka masih dalam incaran para teroris yang berkeliaran di luar.

"Memang ada arah-arah penyerangan terhadap anggota Polri," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto di kantornya, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (11/5/2018).

Baca Juga :Pastikan Ibadah Natal Berjalan Aman, Kapolri Keliling Sejumlah Gereja

Menyikapi itu, keamanan pun mulai ditingkatkan.

"Pimpinan Polri sudah memerintahkan kepada seluruh jajaran untuk meningkatkan keamanan. Tentunya kita memantau dan cari informasi berkembang," tuturnya.

Berdasarkan pengamatan JawaPos.com di kantor Divisi Humas Mabes Polri, memang tampak mayoritas anggota memakai pakaian dinas lengan panjang. Bahkan, Setyo yang biasanya tidak membawa senjata, hari ini menyematkan pistol di pinggangnya.

Untuk selama 36 jam sejak Selasa malam (8/5/2018), Polri berupaya untuk meredam situasi di dalam Rutan Cabang Salemba di Kompleks Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Salah seorang polisi bernama Bripka Irwan Sarjana sempat disandera, tetapi akhirnya bisa dibebaskan Kamis dinihari (10/5/2018). Dia langsung dibawa ke RS Polri. Selain Iwan, delapan anggota juga sempat disandera.

Tiga orang diantaranya berhasil lolos sesaat kejadian rusuh di rutan tersebut. Mereka ialah Briptu Hadinata, Iptu Sulastri dan Brigadir Haris. Sayangnya, lima anggota lainnya gugur dengan cara mengenaskan di tangan para narapidana teroris itu.

Mereka, yaitu Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Denny Siswanto, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi, Brigadir Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo Nugroho, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli, dan Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas.

Menurut versi kepolisian, kerusuhan terjadi karena faktor titipan makanan keluarga narapidana yang tidak diberikan petugas.(dna)

Sumber: JPG

Editor: Boy Riza Utama









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook