Evakuasi Ratusan Pendulang Emas di Pedalaman Papua Terhalang Lokasi

Hukum | Kamis, 05 September 2019 - 10:14 WIB

Evakuasi Ratusan Pendulang Emas di Pedalaman Papua Terhalang Lokasi
Aparat TNI dan Polri diterjunkan untuk mengevakuasi para pendulang emas yang diduga menjadi korban penyerangan sekelompok orang. (Cenderawasih Pos)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Polisi belum mampu mengevakuasi para pendulang emas yang dikabarkan dibantai oleh sekelompok orang. Sebab, lokasi kejadian berada di daerah pedalaman Papua.

“Akses menuju lokasi kejadian bila lewat jalur darat bisa sampai dua minggu,” tutur Kabidhumas Polda Papua Kombespol A.M. Kamal. Jika memilih jalur sungai, petugas akan sulit melakukan evakuasi. Sebab, sungai menuju lokasi kejadian hanya bisa dilewati kapal kecil atau speedboat yang kapasitasnya terbatas.


“Masalah lainnya, komunikasi hanya bisa menggunakan telepon satelit,” terangnya. Karena itu, hingga kemarin tim yang dikirim belum memberikan laporan.

Polisi juga belum bisa menyimpulkan motif penyerangan tersebut. Apakah terkait kelompok kriminal bersenjata (KKB) atau persaingan bisnis antarsuku. Yang jelas, kata dia, tidak ada penggunaan senjata api dalam penyerangan tersebut. Sebagian besar korban terluka karena terkena panah dan parang.

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian meminta personel TNI-Polri di dekat lokasi kejadian untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat setempat. Terutama dengan mereka yang menolak kehadiran para pendulang emas tersebut. “TNI dan Polri sudah berangkat ke lokasi penambangan di perbatasan antara Yahukimo, Boven Digoel, dan Asmat,” ucap Tito Karnavian kepada wartawan, seperti dilansir Cenderawasih Pos kemarin (4/9).

Untuk mempercepat perjalanan, pasukan gabungan TNI-Polri akan menggunakan helikopter. “Kalau ada korban, kita akan evakuasi. Saya dan Panglima TNI sudah janji akan kejar pelakunya. Hukum harus tegak,” tegasnya. “Tidak boleh kita diam-diam saja kalau ada korban. Kalau nanti ada penyelesaian adat, itu lain lagi. Tapi, pelakunya tetap kita kejar,” lanjut mantan Kapolda Papua itu.

Sebagaimana diberitakan, ratusan pendulang emas di perbatasan Kabupaten Yahukimo dan Pegunungan Bintang diserang ratusan orang pada Minggu (1/9) pukul 17.50 WIT. Berdasar data yang diperoleh Cenderawasih Pos, para pendulang tersebut berada di lokasi mining 1. Saat itu, sekelompok orang mengumpulkan 15 pendulang emas di lokasi mining 1. Kabarnya, mereka membantai para pendulang tersebut. Para pelaku juga menuju mining 4. Lokasi itu bisa ditempuh sekitar satu jam dengan berjalan kaki. Di mining 4, mereka dilaporkan juga membunuh sejumlah pendulang emas.

Sementara itu, 311 pendulang emas di Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo, berhasil lolos dan melarikan diri ke Boven Digoel. Kapolres Boven Digoel AKBP Samsul Rizal mengatakan, ratusan warga tersebut menyelamatkan diri dengan menggunakan perahu motor. Mereka tiba Tanah Merah Selasa (3/9). Dari 311 orang tersebut, terdapat tiga orang yang terluka.

“Kami telah meminta keterangan dari pendulang emas yang melihat langsung penyerangan tersebut. Dari hasil pemeriksaan sementara, terdapat beberapa lokasi tambang dan jaraknya sangat jauh. Diperkirakan masih ada 500 pendulang di lokasi-lokasi tersebut,” jelasnya. Kapolres menjelaskan, 311 orang itu rata-rata berasal dari luar Papua.

Sementara itu, Polres Asmat juga mengirim 10 anggotanya ke lokasi penyerangan. Polres Asmat telah menghubungi pendulang emas yang selamat via telepon satelit.

Pendulang itu mengaku melihat langsung lima orang tewas karena terkena panah pada Minggu (1/9) sekitar pukul 17.00 WIT. Saat ini diduga masih ada 200 pendulang lain yang bersembunyi di hutan sekitar lokasi tambang.

Pada bagian lain, Kodim 1702/Jayawijaya belum bisa memastikan jumlah korban meninggal. “Kami masih mencari saksi mata dari masyarakat yang berhasil meloloskan diri dari lokasi pertambangan itu,” ujar Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto kepada Cenderawasih Pos di kantor bupati Jayawijaya kemarin (4/9).

Candra mengaku menerima laporan tentang sebagian masyarakat yang akan menyeberang ke Boven Digoel. Namun, karena jumlah speedboat terbatas, warga menunggu giliran diangkut di pinggir sungai. Dia menambahkan, aparat gabungan TNI-Polri akan dikerahkan ke Kampung Serandala, Yahukimo. Sebab, informasi yang masuk kemarin siang, ada 30 pendulang emas lain yang selamat dan melarikan diri ke kampung tersebut. “Kalau informasi itu benar, kita akan evakuasi dan meminta keterangan dari mereka.”


Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwir









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook