Bila, selama ini petinggi Polri kerap menyebut telah melakukan tes psikologi pada saat rekrutmen, namun perlu dipastikan apakah tes psikologi itu sama dengan tes psikologi masuk ke instansi biasa. ”Sebab, beban kerja dari Polri ini jauh berbeda dengan seperti masuk perusahaan, karenanya tes psikologinya juga harusnya berbeda,” ujarnya.
Lalu, kepedulian dari atasan juga selama ini masih terbilang minim. Sebab, atasan sangat jarang untuk meminta anak buahnya yang menghadapi masalah untuk bisa tes psikologi. ”Seharusnya, pengawasan dari atasan lebih dikuatkan. Apalagi, untuk anggotanya yang baru kembali dari daerah konflik,” paparnya.
Yang juga penting, anggaran untuk tes psikologis berkala seharusnya juga ditambah. Sehingga, pengawasan yang dilakukan atasan bisa diikuti dengan tes psikologis. ”Kalau diawasi tapi tidak mengetahui psikologisnya, tentu menyusahkan,” jelasnya.
Dengan diketahui adanya masalah psikologis, maka barulah atasannya bisa merespon dengan mengurangi tugas dari anggotanya. Misalnya, tidak boleh bertugas di bagian yang berat, seperti reserse atau lalu lintas. ”Inilah yang selama ini belum dilakukan kepolisian,” paparnya.
Sementara Kapolri Jenderal Badrodin Haiti belum bisa dimintai komentar terkait kejadian anak buahnya yang menembak istrinya. Telepon dari Jawa Pos tidak dijawab dan pesan singkat belum dibalas. (idr/sam)
Anggota Polisi Membunuh Orang Dekat
2015 : 6 Kasus
19 Oktober 2015
Anggota Polsek Kepenuhan Riau Bripka ST Simanjuntak menembak istrinya berinisial SIR sebanyak lima kali hingga tewas. Penembakan dilakukan setelah keduanya cek-cok.
2016 : 2 kasus
25 Februari 2016
Anggota Sat Intelkam Polres Melawi Brigadir Petrus Bakus membunuh kedua anaknya yang berusia 5 tahun dan 3 tahun. Petrus sempat disebut memiliki masalah kejiwaan sejak kecil
12 Maret 2016
Anggota Brimob Brigadir ACK menembak istrinya AF tepat dikening. Diduga ACK menembak istrinya karena ada masalah rumah tangga
Polisi Bunuh Atasan
6 April 2013
Briptu Ishak Trianda menembak Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Kombespol Purwadi karena tersinggung atas perkataan atasannya tersebut.
18 Maret 2014
Anggota Polda Metro Jaya menembak Kepala Denma Polda Metro Jaya AKBP Pamuji hingga tewas. Penembakan dilakukan setelah keduanya berseteru.
Sumber: JPNN
Editor: Yudi Waldi