MUSIC & MOVIE

Film Keluarga Cemara 2 Ditonton Kelompok Disabilitas

Hiburan | Kamis, 30 Juni 2022 - 01:00 WIB

Film Keluarga Cemara 2 Ditonton Kelompok Disabilitas
Film Keluarga Cemara 2 ditonton kelompok disabilitas. (ISTIMEWA)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Film Keluarga Cemara 2 yang menyuguhkan nilai nilai penting di dalam keluarga diketahui sudah tayang di seluruh bioskop tanah air. Menariknya, film garapan rumah produksi Visinema Pictures itu tidak saja dinikmati oleh masyarakat normal. Kelompok penyandang disabilitas atau tuna netra juga menikmati film ini.

Film yang dibintangi Ringgo Agus Rahman, Nirina Zubir, Adhisty Zara dan Widuri Putri Sasono, berhasil ditonton kelompok disabilitas karena film ini sudah dilengkapi dengan subtitle bahasa Indonesia dan audio description. Mereka tampak menikmati jalannya cerita yang disuguhkan dalam film arahan sutradara Ismail Basbeth.


Kelompok disabilitas menonton film Keluarga Cemara 2 pada Ahad (26/6) siang lalu di studio One Bellpark XXI. Mereka tampak datang ke bioskop menggunakan tongkat dan memakai kacamata warna hitam. Kedatangan puluhan tuna netra ke bioskop tentu saja tidak sendirian. Mereka datang ditemani relawan pendamping dan dikoordinasikan oleh Yayasan Matahatiku Berdaya Mandiri.

Mereka akhirnya menonton di bioskop berkat program yang dijalankan yayasan yaitu Bioskop Inklusif. Sebuah program yang memberikan ruang kebebasan berekspresi bagi kelompok lintas disabilitas dalam menikmati karya film yang selama ini masih sangat sulit mereka akses.

“Bioskop Inklusif memberikan kesempatan yang sama kepada kelompok disabilitas, merasakan atmosfer menonton film di bioskop. Tempat yang mungkin tidak pernah terpikirkan akan dapat mereka kunjungi dan berbaur dengan kelompok nondisabilitas lainnya,” kata Amin Shabana, Pendiri dan Ketua Yayasan Matahatiku Berdaya Mandiri dalam keterangannya, Rabu (29/6/2022).

Menonton film di bioskop bagi kelompok disabilitas yang digagas oleh yayasan ini sejatinya bukan kali ini saja. Sebelumnya, mereka juga bergembira menikmati film horor untuk pertama kalinya, KKN Di Desa Penari dari rumah produksi MD Pictures.

Kehadiran program Bioskop Inklusif sebagai langkah advokasi supaya industri perfilman nasional lebih inklusif kepada kelompok disabilitas. Karena sejatinya mereka juga memiliki hak yang sama untuk menonton film di bioskop.

Namun fakta di lapangan saat ini bioskop belum ramah kepada kelompok disabilitas. Hal itu terlihat dari tidak adanya jalur jalan penanda tongkat dan signage berbentuk braille yang menjadi penunjuk. Atau masih minimnya ruang yang diberikan bagi kursi roda atau tongkat yang dapat membantu mobilitas mereka. Padahal hal tersebut sangat dibutuhkan kelompok disabilitas.

Amin Shabana berharap ke depannya para sineas, rumah produksi, eksibitor dan pemerintah dapat memberikan perhatian lebih supaya bioskop bisa lebih ramah kepada semua orang, termasuk kelompok tuna netra.

“Semestinya menyediakan keadilan dan kesempatan yang sama bagi kelompok disabilitas untuk mengakses suatu karya film khususnya film nasional,” jelasnya.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook