MANAGUA (RIAUPOS.CO) - Kemenangan Sheynnis Palacios dalam kompetisi Miss Universe 2023 bisa dibilang belum sempat dirayakan. Namun sayangnya, Pemerintah Nikaragua malah dibuat kesal dan marah ketika mengetahui latar belakang Miss Universe 2023, Sheynnis Palacios.
Dikutip JawaPos.com dari voanews, Selasa (28/11), kebanggaan Pemerintah Nikaragua atas kemenangan tersebut dengan cepat berubah menjadi kemarahan, setelah mereka mengetahui bahwa Palacios merupakan lulusan dari universitas yang menjadi dalang aksi protes terhadap rezim pada tahun 2018 lalu.
Pemerintah Nikaragua dengan mudah mengetahui keterlibatan Palacios dalam demonstrasi itu dari foto-foto yang diunggah melalui akun Facebook pribadinya pada 2018. Hal inilah yang akhirnya membuat Pemerintah Nikaragua menilai pencapaian Sheynnis di kontes kecantikan tersebut bisa jadi bumerang bagi rezim yang saat ini dipimpin oleh Presiden Daniel Ortega.
Saat wanita 23 tahun ini dinobatkan sebagai Miss Universe 2023 pada Sabtu (18/11), masyarakat Nikaragua yang menentang pemerintah, merayakan kemenangan Miss Nikaragua itu dengan mengibar-ngibarkan bendera nasional biru-putih di jalanan.
Hal tersebut tentu sangat bertolak belakang dengan bendera Sandinista yang bercorak merah-hitam milik Presiden Daniel Ortega. Dan jelas hal itu tidak disukai oleh Pemerintah Nikaragua. Pendeta Katolik Roma Silvio Báez, salah satu dari puluhan pastor yang telah dipaksa mengasingkan diri oleh Pemerintah Nikaragua, turut mengucapkan selamat kepada Palacios melalui akun media sosialnya.
"Terima kasih telah membawa sukacita bagi negara kami yang telah lama menderita," tulis Báez.
"Terima kasih telah memberi kami harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi negara kami yang indah ini!"
Melihat fenomena itu, dengan tegas Wakil Presiden dan Ibu Negara Nikaragua Rosario Murillo mengecam berbagai situs media sosial oposisi (penentang pemerintahan) yang merayakan kemenangan Palacios.
"Dalam hitungan hari setelah kemenangan baru ini, kita melihat para komentator teroris yang jahat melakukan upaya ceroboh dan menghina untuk mengubah apa yang seharusnya menjadi momen kebanggaan yang indah menjadi sebuah kudeta yang merusak," kata Rosario.
Sebelumnya, ribuan orang telah melarikan diri ke pengasingan sejak pasukan keamanan Nikaragua dengan kejam menumpas protes massa anti-pemerintah pada tahun 2018.
Ortega mengatakan bahwa protes tersebut merupakan upaya kudeta dengan dukungan asing yang bertujuan untuk menggulingkan kepemimpinannya. Selain itu, Pemerintah Ortega juga menutup Universitas Jesuit Amerika Tengah di Nikaragua, yang merupakan pusat protes tahun 2018 terhadap rezim Ortega, bersama dengan setidaknya 26 universitas Nikaragua lainnya.
Pemerintah juga melarang atau menutup lebih dari 3.000 kelompok sipil dan organisasi non-pemerintah, menangkap dan mengusir para oposisi, mencabut kewarganegaraan mereka, dan menyita aset-aset mereka.
Sementara itu, Sheynnis Palacios belum memberikan komentar terkait kericuhan yang sedang terjadi di negaranya saat ini. Selama setahun ke depan, model sekaligus sarjana Komunikasi Massa ini berencana tinggal di New York City, AS, dan berkunjung ke berbagai negara untuk mengemban tugas di Miss Universe Organization.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman