Aquaman And The Lost Kingdom: Banyak Aksi dan Komedi, Tapi Minim Emosi

Hiburan | Kamis, 21 Desember 2023 - 00:00 WIB

Aquaman And The Lost Kingdom: Banyak Aksi dan Komedi, Tapi Minim Emosi
Jason Momoa sebagai Aquaman di film Aquaman and The Lost Kingdom. (WARNER BROS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Setelah sukses membuat Aquaman (2018) menjadi satu-satunya film DC Extended Universe (DCEU) yang menorehkan pendapatan USD 1 miliar, sutradara James Wan kembali menghadirkan Sang Raja Atlantis di film keduanya yang berjudul Aquaman and The Lost Kingdom. Film ini menjadi film ke-15 DCEU sekaligus menjadi penutup saga tersebut.

Masih didominasi tokoh-tokoh dalam film pertama seperti Jason Momoa (Aquaman/Arthur Curry), Patrick Wilson (Orm), Amber Heard (Mera) dan Yahya Abdul-Mateen II (Black Manta/David Kane), Aquaman and The Lost Kingdom adalah sebuah film yang sarat akan aksi dan komedi.


Sayangnya, nyaris tidak ada emosi sama sekali di film ini. Padahal, ada potensi yang banyak sekali bisa digali antar tokoh di dalamnya. Aquaman and The Lost Kingdom mengambil latar di mana Aquaman harus menjalani dua peran dalam kehidupannya, yakni sebagai Raja Atlantis yang harus menjaga hubungan diplomatik dengan ras bawah laut, serta sebagai ayah dari Arthur Jr. yang merupakan buah hatinya dengan Mera.

Di sisi lain, David Kane yang masih menyimpan dendam dengan Aquaman akibat kematian ayahnya di film pertama masih terus berusaha menyempurnakan baju tempur Black Manta miliknya dengan mencari sumber energi yang mampu membuatnya menaklukkan Aquaman.

Dalam pencariannya, Kane tanpa sengaja membangunkan sosok jahat di masa lampau kala ia menemukan sebuah trisula hitam di dasar laut es. Trisula hitam tersebut memberikan Kane sebuah kekuatan dahsyat baru yang kemudian digunakan olehnya untuk mengacak-acak Atlantis dan nyaris saja membunuh Mera.

Dalam situasi yang sulit, Aquaman akhirnya mengambil sebuah langkah kontroversial: membebaskan adiknya, Orm yang ia penjarakan di padang pasir untuk membantunya menumpas Kane dan sosok jahat misterius yang mengendalikannya.

Dari segi action, Aquaman and The Lost Kingdom adalah sebuah film yang pas untuk Anda yang menyenangi pertarungan CGI hingar bingar. Film ini betul-betul menyuguhkan adegan baku hantam yang rapat di sepanjang film, mulai dari pertarungan di pelabuhan, di bawah laut, di hutan, sampai di reruntuhan Kerajaan Yang Hilang.

James Wan juga banyak sekali menyelipkan unsur komedi dalam Aquaman and The Lost Kingdom. Meski tidak semuanya berhasil memancing tawa penonton, elemen ini harus diakui cukup menghibur dan tidak mengganggu jalannya cerita.

Namun, James Wan sepertinya sengaja menitikberatkan Aquaman and The Lost Kingdom pada adegan aksi tanpa memedulikan unsur emosi tiap karakter yang terlibat di dalamnya.

Hubungan satu karakter dengan karakter lainnya terasa begitu hambar. Pertemuan kembali Aquaman dengan Orm yang mestinya diwarnai luapan emosi sebagai buntut kejadian di film pertamanya juga hanya berlalu begitu saja.

Alih-alih memperlihatkan hubungan love and hate yang lebih dalam, James Wan lebih memilih keduanya tampil konyol selama bahu membahu melawan Black Manta. Ketika Black Manta nyaris membunuh Mera, James Wan juga tidak menyuguhkan adegan di mana Aquaman memperlihatkan rasa khawatirnya terhadap kondisi sang istri. Pun ketika Mera pulih dari lukanya dan ikut bergabung di pertempuran terakhir, Aquaman tidak memperlihatkan ekspresi apapun. Alhasil, kehadiran Mera di film ini pun terkesan tidak membawa esensi sama sekali. Ada syukur, tidak ada ya tidak apa-apa.

Hal ini jelas sangat disayangkan karena sejak awal film, Aquaman digambarkan sebagai sosok family man yang sangat menyayangi orang-orang terdekatnya. Seiring berjalannya film, dari sudut pandang pribadi, sosok Aquaman tidak lebih dari seorang pria gondrong berotot yang berusaha keras untuk terus melucu sembari menyelamatkan dunia.

Secara keseluruhan, Aquaman and The Lost Kingdom bukanlah sebuah film yang apik dan layak untuk menutup saga DCEU karena plot ceritanya yang sederhana dan penokohan karakter di dalamnya yang tidak menyatu. Walau demikian, jika Anda ingin menyaksikan sebuah film yang penuh baku pukul dengan visual yang memanjakan mata, sah-sah saja untuk menikmati film yang sudah mulai tayang tanggal 20 Desember tersebut.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook