JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Aktris legendaris yang eksis di berbagai zaman, Nani Wijaya telah tiada. Dia meninggal dunia di usia hampir 80 tahun. Istri mendiang sastrawan Ajip Rosidi itu mengembuskan napas terakhir tadi pagi sekitar pukul 03.28 WIB di RS Fatmawati Jakarta Selatan setelah cukup lama berjuang melawan penyakit stroke dideritanya.
Meninggalnya Nani Wijaya bukan saja duka bagi keluarga besar yang ditinggalkan. Meninggalnya Nani Wijaya juga menjadi duka mendalam untuk dunia perfilman Tanah Air. Ini mengingat dia termasuk aktris yang memiliki kontribusi dalam pembangunan ekosistem perfilman Tanah Air lewat peran-perannya di banyak judul film atau sinetron.
Nani Wijaya berhasil menjaga eksistensi di dunia perfilman di berbagai zaman dalam 7 dekade. Dia memulai karier lewat film Darah Tinggi arahan sutradara Lilik Sudjio dan naskahnya ditulis oleh Bachtiar Siagian di tahun 1960.
Setelah itu, dia bermain di sejumlah judul film yaitu Di Lereng Gunung Kawi, DKN 901, A Sing Sing So, Kami Bangun Hari Esok, Njanjian di Lereng Dieng, Di Balik Tjahaja Gemerlapan, Tikungan Maut, Menjusuri Djedjak Berdarah hingga Djampang Mentjari Naga Hitam di tahun 1968. Pada dekade 70-an, Nani Wijaya sangat eksis melalui sejumlah judul film yaitu Honey, Money and Djakarta Fair, Cinta Pertama, Dimadu, Si Doel Anak Betawi, Jangan Biarkan Mereka Lapar, Wulan di Sarang Penculik, Yang Muda, Yang Bercinta, Roda-Roda Gila, Puspa Indah Taman Hati, Darna Ajaib, dan yang lainnya.
Nani Wijaya juga berhasil menjaga eksistensi pada dekade 80-an dengan memperkuat banyak judul film dibintanginya. Beberapa di antaranya adalah Nostalgia di SMA, Melodi Cinta, Roman Picisan, Butir-Butir Cinta Tak Bertepi, Bila Hati Perempuan Menjerit, Bercanda dalam Duka, R.A Kartini, Ranjau-Ranjau Cinta, Serpihan Mutiara Retak, Catatan Si Boy dan sejumlah judul lainnya. Pada dekade 90-an dan 2000-an, Nani Wijaya tetap eksis di dunia perfilman lewat sejumlah judul film. Misalnya dia memperkuat film Ratapan Anak Tiri III, Perawan Metropolitan, Nada dan Dakwah, Doa yang Mengancam, dan lain-lain. Sejak dekade 90-an, Nani Wijaya tidak hanya bermain film tapi juga bermain sinetron seperti Masih Ada Kapal ke Padang, Janjiku, Pintu Hidayah dan lain-lain. Dua judul sinetron yang melejitkan namanya dalam karier di dunia seni peran di usia senja adalah sinetron Bajaj Bajuri dan Tukang Bubur Naik Haji the Series. Dua sinetron tersebut memiliki jumlah episode panjang. Nani Wijaya lahir di Cirebon, 10 November 1943 dan meninggal di Jakarta pada hari ini, 16 Maret 2023 di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Selatan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman