Dan di Tapan ini Yani pun berkenalan dengan Eza Kawa, teman sesama anggota Sanggar Tari dan Musik di Tapan. Dan lagu Pop Minang ’Cinto Tapaso’ sebagai single perdana di genre tradisinya ini adalah wujud dukungan Eza Kawa pada kemerduan vokal Yani Mandela, sehingga dengan riang hati dia mempercayakan lagu yang ditulisnya itu pada Yani Mandela. Dan Eza Kawa langsung jadi produsernya untuk lagu ini.
"Yani bahagia, karena mimpi Yani untuk memproduksi lagu tradisi Minangkabau di Soni Audeo Records Padang terwujud. Soalnya studio ini sudah berhasil memproduksi lagu-lagu laris dari artis-artis daerah dan nasional. Seperti Rayola, Aci Cahaya, Siti Aulia, Arif Afsyah, Lintar Idola Cilik, Tommy J. Pisa, Agus Wisman (Elfa Singer) dan banyak artis lainnya. Heru Erlangga, arranger di studio ini sangat ramah dan mau berbagi ilmu tentang bagaimana cara bernyanyi yang benar dan bagaimana cara memberi roh pada sebuah lagu." ucap Yani Mandela berbinar haru.
Soni Audeo Records Padang kemudian mengenalkan Yani Mandela dengan Diatunes Artist Management, sebuah manajemen artis di Padang yang berniat membumikan karya-karya musik generasi muda di Tanahair. Pada perjalanannya, Diatunes sudah berhasil mempopulerkan beberapa artis penyanyi dan band hingga tingkat Asia Tenggara, seperti Aci Cahaya, Arif Afsyah, Segi3 Band. Artisnya tersebut sudah direkrut IslamicTunes Malaysia, media penjualan lagu secara online terbesar di Asia Tenggara.
"Yani senang dikenalkan Bang Heru Erlangga dengan Bang Muhammad Fadhli, dia Founder and CEO di Diatunes Artist Management. Semoga saja silaturahmi ini jadi jalan kesuksesan bagi Yani dalam menekuni dunia musik." tambah Yani Mandela menutup wawancara
Laporan: Anju Mahendra
Editor: Yudi Waldi