Dua film terakhir dari waralaba Rurouni Kenshin, yakni Rurouni Kenshin: The Final dan Rurouni Kenshin: The Beginning telah tayang di bioskop Jepang dan meraih kesuksesan di box office lokal. Film tersebut dikabarkan menghasilkan 5 miliar yen atau hampir 680 miliar rupiah.
Rurouni Kenshin: The Final yang tayang pada 23 April 2021 menghasilkan 528 juta yen (US$4,78 juta) pada pekan pertama sejak saat dirilis di 251 bioskop di Jepang.
Sedangkan Rurouni Kenshin: The Beginning yang tayang 4 Juni 2021 menghasilkan 528 juta yen (US$4,78 juta) pada pekan pertama sejak saat dirilis di 251 bioskop di Jepang. Jumlah penonton kedua film itu terus meningkat.
Konflik di Awal Restorasi Meiji
Live-action Samurai X, Rurouni Kenshin --dalam lima seri-- secara garis besar adalah kisah jagoan samurai yang mulai kehilangan posisi sebagai ksatria di Jepang sejak Restorasi Meiji berdiri yang mengubah wajah Jepang menjadi lebih modern pada 1867.
Revolusi itu memakan korban karena barisan ksatria tak boleh menghunus katana atau pedang samurai lagi. Para samurai pembela Kaisar Meiji juga harus "membuang" samurainya dan memulai kehidupan baru.
Salah satu ksatria samurai yang harus melakukan itu adalah Kenshin Himura yang dikenal sangat kejam sebagai seorang pembunuh. Dia kemudian menyadari akan kehidupan hitamnya itu dan menjadi pengembara dengan membantu orang yang kesusahan.
Setelah kemenangan Meiji dalam pertempuran Toba-Fushimi yang mengakhiri Keshohunan Tokugawa, Kenshin Himura mengganti katananya dengan mata terbalik (yang tajam di belakang) untuk menghilang nafsu membunuhnya. Dia ingin menjadikan katanya itu untuk membantu orang lemah.
Sayangnya, masa lalunya yang banyak membunuh orang (meskipun hampir semuanya penjahat dan dalam perang) hingga dijuluki Battousai Sang Pembantai membuatnya terus menjadi buruan para samurai yang membenci pemerintahan baru Meiji dan dendam kepadanya.
Dengan samurai tumpul itu, apa yang bisa dilakukan Kenshin untuk melawan kemarahan para samurai itu?
Editor: Hary B Koriun/Berbagai Sumber