Sebagai provinsi dengan luas perkebunan kelapa sawit mencapai 4 juta hektare, pemenuhan akan keperluan pupuk menjadi hal yang signifikan. Pupuk, menjadi kata kunci utama agar pertumbuhan tanaman menjadi baik yang pada akhirnya memberikan hasil yang positif kepada petani. Namun, mahal dan sulit mendapatkan pupuk menjadikan momok yang menakutkan petani. Bagi petani, mahalnya harga pupuk kadang bukan hal dikhawatirkan, namun ketika pupuk langka dan sulit didapat, dia menjadi permasalahan tersendiri bagi petani.
Laporan GEMA SETARA, Pekanbaru
Andi, seorang petani kebun kelapa sawit di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau. Dia memiliki setidaknya delapan hektare kebun sawit. Umur tanaman kelapa sawitnya saat ini bervariasi, ada yang berumur dua, tiga dan empat tahun. Dalam usia tanam seperti ini, keperluan akan pupuk untuk tanaman sangat diperlukan.
“Kalau diibaratkan manusia, umur tanaman kelapa sawit 2 sampai 5 tahun itu masa pertumbuhan bang, makanya asupan ‘makanan’ berupa pupuk harus senantiasa dijaga. Sebab jika tidak demikian dikhawatirkan pertumbuhan tanaman terganggu dan efeknya akan berdampak kepada petani juga,” ujarnya saat berbincang dengan Riau Pos belum lama ini.
Bagi dirinya, menjaga pertumbuhan tanaman kelapa sawitnya sejak dini sangat penting, dia tidak mau ke depannya tanaman kelapa sawitnya tidak menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang baik. Kalau ini yang terjadi, petani pasti rugi, sebab biaya modal yang telah dikeluarkan untuk berkebun sawit tidaklah kecil.
Karenanya, sesusah apapun mendapatkan pupuk, petani akan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan pupuk tersebut. “Makanya, sebagai petani kecil, saya berharap pemerintah tetap menjaga keberadaan pupuk. Karena pupuk ini menjadi nadi yang sangat vital sekali. Bisa saya katakan, tanpa pupuk hasil produksi kebun pasti tidak maksimal,” ujarnya.
Menjawab tentang, apakah dirinya pernah mendengar tentang Toko Pe-I, Andi mengaku pernah. Karenanya dia berharap toko ini bisa menjembatani petani kepada pemerintah terkait penyediaan pupuk yang baik dan berkualitas dan kalau bisa murah.
“Sudah bang, bahkan sudah membeli pupuk di sana, kami berharap kualitas pupuk yang dijual betul-betul terjamin dan harga yang ditawarkan jangan terlalu mahal. Kalau memang ingin membantu petani sejahtera, ini harus menjadi perhatian, pupuk tersedia dan harga terjangkau,” ungkapnya.
Namun demikian, walau harga murah dan terjangkau, dia juga memandang pihak kios juga harus bisa mengedukasi petani. Sebab tidak semua petani memahami betul tentang pupuk dan bagaimana tata cara pemupukan yang baik dan berimbang.
“Kalau harapan kami petani memang perlu edukasi bang dari pemilik kios atau toko. Karena tak semua petani tau kan. Nanti tergiur harga murah, pupuk merek baru tapi produksi tak meningkat, kan kasian petani,” ujarnya.
Ditambahkannya, pemilik kios jangan asal promo produk baru saja agar cepat habis, tapi beri masukan. Misal, untuk tanaman sawit belum menghasilkan bisa pakai pupuk apa dan tanaman sawit mulai menghasilkan umur 4 tahun lebih bagus pakai pupuk apa.
“Edukasi seperti ini penting bang, terlebih di tengah harga jual TBS yang belum bagus di tingkat petani dan harga pupuk yang mahal, edukasi itu sangat diperlukan sekali. Artinya, dengan pendapatan petani yang sedikit karena harga jual rendah, pertumbuhan tanaman dan produksi TBS tetap terjaga,” ujarnya.
Tak Sekadar Berniaga
Di Riau, Toko Pe-I ada di dua daerah, masing-masing di Pekanbaru dan Kuansing. Keberadaan toko ini sangat membantu petani, tidak hanya untuk mendapatkan pupuk murah dan berkualitas, akan tetapi juga petani akan mendapatkan edukasi tentang berbagai hal terkait pemanfaatan dan penggunaan pupuk oleh petani.
‘’Kami berdiri sejak tahun 2018 lalu. Kalau kami namanya Pe-Mart. Keberadaan Pe-Mart akan memudahkan petani dalam pembelian pupuk. Harga jauh lebih murah, selisih harganya bisa mencapai Rp5.000 bahkan ada sampai Rp10.000 per sak,” ujar Owner, Pe-Mart, Rino Harpani kepada Riau Pos.
Mengapa lebih murah? Menurut Rino, karena pihaknya tidak ada perantara, di mana pihaknya membeli langsung dari PT Pupuk Indonesia. “Artinya, kami membeli pupuk-pupuk tersebut tidak melalui pihak ketiga. Kami dari Pe-Mart langsung ke Pupuk Indonesia. Jadi tidak ada perantara dalam hal ini, makanya harganya jauh lebih murah,” ujarnya lagi.
Satu hal lagi, setiap petani yang membeli pupuk melalui Pe-Mart akan mendapat edukasi dari pihaknya bagaimana penggunaan pupuk yang baik, pengecekan kondisi tanah, pH atau derajat keasaman tanah dan sebagainya. Semua faktor ini menjadi penentu bagus atau tidaknya pertumbuhan tanaman yang di tanam oleh petani.
“Kami selalu mengedukasi petani. Bahkan kami juga langsung melakukan pengecekan terhadap kondisi lahan dan tanaman itu sendiri,” ujarnya.
Banyak petani yang kadang-kadang tidak tahu, misalnya dalam satu hamparan lahan, tidak semua bagian lahan itu memerlukan unsur-unsur tertentu. “Ini terkadang yang tidak diketahui oleh petani, sehingga mereka menabur pupuk yang mengandung unsur hara tertentu kepada lahan itu, padahal itu tidak diperlukan lagi oleh tanah dan tanaman karena unsurnya sudah tersedia dalam jumlah yang cukup,” ujarnya.
Jika ini dilakukan petani, tentu akan merugikan mereka juga sebab, pupuk akan terbuang percuma, karena lahan atau tanah tidak memerlukan lagi unsur tersebut. “Dalam pengalaman kami, persoalan utama yang dihadapi petani adalah soal keasaman tanah. Di sini kami mengedukasi, jika pH-nya rendah perlakukannya seperti apa dan sebaliknya jika pH-nya tinggi perlakuannya seperti apa pula,” ujarnya.
Bagi Pe-Mart sendiri, edukasi ini sangat penting. Karena, jika petani membeli pupuk lewat Pe-Mart, ternyata dalam perlakukannya tidak tepat sasaran dan pertumbuhan tanaman tidak sesuai dengan yang diharapkan petani, tentu akan merugikan Pe-Mart juga, petani secara tidak langsung bisa saja “menuduh” Pe-Mart tidak menjual pupuk sesuai standar.
“Jadi kami tidak sekadar berniaga dalam hal ini. Kami tidak sekadar mengejar keuntungan saja, tetapi memberi pemahaman kepada petani tentang penggunaan pupuk yang baik yang pada akhirnya berdampak positif kepada petani itu sendiri. Lingkungan tidak tercemar dan petani mendapatkan hasil jerih payahnya dengan maksimal,” tuturnya.
Ajak Jadi Mitra Toko Pe-I
PT Pupuk Indonesia (Persero) mengajak masyarakat untuk menjadi mitra dalam program kios pupuk komersil atau nonsubsidi. Program yang disebut Toko Pe-I ini tengah dikembangkan perusahaan di seluruh wilayah tanah air sebagai upaya untuk meningkatkan ketersediaan pupuk di tingkat petani.
SPM Kios Komersial Pupuk Indonesia, Rika Susanty dalam kegiatan Forum Kemitraan UKM/IKM dengan BUMN dan Usaha Besar mengungkapkan, Pupuk Indonesia sudah menetapkan dan menyediakan branding atribut Toko Pe-I yang seragam di seluruh daerah di Indonesia.
“Kios ini akan menjadi identitas bisnis dan toko resmi Pupuk Indonesia yang mendekatkan produk PI Grup kepada petani di seluruh wilayah Indonesia,” ungkap Rika.
Melalui Toko Pe-I, Rika memastikan Pupuk Indonesia akan menjamin ketersediaan pupuk non-subsidi. Dengan begitu, petani tidak akan kesulitan memperoleh pupuk. Di satu sisi, petani yang membeli produk non-subsidi di Toko Pe-I juga akan mendapatkan benefit berupa edukasi dan asistensi dari agronomis yang disediakan oleh Pupuk Indonesia di lapangan.
“Jadi petani yang datang ke Toko Pe-I tidak hanya untuk membeli pupuk dan pestisida tetapi mencari solusi bagaimana caranya agar produktivitas hasil tanaman mereka dapat lebih meningkat dan berkualitas. Beli sedikit lebih mahal tapi hasil panen akan jauh lebih baik karena produk yang digunakan adalah produk yang berkualitas ditambah dengan ada asistensi penggunaan pupuk dan pestisidanya sehingga petani menjadi lebih pintar dan hasil panen menjadi lebih baik,” tambahnya.
Lebih lanjut Rika mengungkapkan bahwa Toko Pe-I juga menjadi jawaban atas masih banyaknya petani yang merasa kesulitan menjangkau atau membeli produk komersil milik perusahaan. Bagi masyarakat yang tertarik menjadi mitra Toko Pe-i, bisa segera mendaftar dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Pupuk Indonesia juga menghadirkan salah satu Mitra Toko Pe-I CV Tani Muda Bersatu yg berasal dari Kabupaten Magetan Jawa Timur. Mitra yang mulai bergabung pada Bulan Oktober 2022 tersebut berkesempatan untuk mengisi booth showcase Pupuk Indonesia.
Selain itu tersedia juga booth ruang konsultasi bagi UKM/IKM yang ingin bergabung menjadi mitra Toko Pe-I, berkontribusi untuk negeri bersama Pupuk Indonesia dalam sinergi rantai nilai pasok untuk memasarkan produk milik Pupuk Indonesia Grup.
Adapun, pengembangan 1.000 Toko Pe-I ini dilakukan Pupuk Indonesia dengan skema usaha kemitraan Dealer Owned Dealer Operated (DODO). Skema ini ditawarkan kepada perorangan maupun badan usaha yang memiliki kelengkapan izin usaha penjualan retail.
Kelebihan menjadi Mitra Toko Pe-I adalah dapat memberikan jaminan yang menjadi keuntungan atau nilai tambah untuk para mitra. Jaminan yang dimaksud seperti keaslian produk pupuk, jaminan kualitas produk, jaminan ketersediaan pupuk, dan beberapa kegiatan promosi yang berdampak pada penjualan produk.
Sedangkan syarat untuk menjadi Mitra Toko Pe-I adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah memiliki KTP dan NPWP, berbentuk badan usaha atau perorangan, memiliki nomor induk berusaha (NIB), bentuk bangunan dengan luas yang memadai, sampai pada permodalan atau finansial yang baik.
Kehadiran Toko Pe-I juga menjadi solusi untuk petani di tengah keterbatasan anggaran pupuk bersubsidi pada APBN. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) Nomor 6 Tahun 2022 per tanggal 10 November 2022, alokasi pupuk bersubsidi sebesar 7,77 juta ton dengan rincian Urea sebanyak 4,11 juta ton dan NPK sebanyak 2,98 juta ton, selebihnya dialokasikan untuk ZA, SP-36, dan Organik.
Sampai dengan saat ini Pupuk Indonesia sudah bekerja sama dengan 114 mitra Toko Pe-I yang tersebar Wilayah Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan terhitung sejak bulan Agustus 2022 dan masih terus bertambah menuju 1.000 Toko Pe-I sampai akhir tahun 2023.
Stok untuk Riau 22.582 Ton
Dalam pada itu, SVP Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia (Persero), Wijaya Laksana kepada Riau Pos mengungkapkan, di Riau kios seperti komersil Toko Pe-I ini ada di dua kabupaten/kota. Masing-masing di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) dan Kota Pekanbaru.
“Saat ini terdapat empat kios pupuk komersil jaringan Pupuk Indonesia yang ada di Provinsi Riau yang siap melayani konsumen retail. Dua di Kabupaten Kuantan Singgigi dan dua lainnya di Kota Pekanbaru,” ungkapnya.
Dia juga mengungkapkan, untuk stok pupuk di Riau. Untuk stok pupuk bersubsidi di Lini II (Provinsi) dan Lini III (Kabupaten) Provinsi Riau, Pupuk Indonesia saat ini memiliki stok sebesar 22.582 ton. Jumlah ini jauh lebih banyak dari stok miminum ketentuan pemerintah sebesar 5.120 ton.
Sedangkan stok pupuk non-subsidi jenis Urea dan NPK di Provinsi Riau mencapai sebesar 11.697 ton. Pupuk Indonesia memerioritaskan pemenuhan alokasi pupuk bersubsidi, karena merupakan penugasan dari pemerintah.
“Untuk alokasi pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia akan menyalurkan sesuai dengan ketentuan Pemerintah Provinsi Riau. Sedangkan untuk pupuk non-subsidi, Pupuk Indonesia akan berusaha memenuhi kebutuhan petani yang telah menjadi pelanggan kami,” ujarnya.
Menjawab tentang penyelewengan pupuk bersubsidi? Menurut dia, pihaknya sebagai produsen, Pupuk Indonesia bertanggungjawab dalam penyaluran pupuk bersubsidi pada Lini I (Produsen) hingga Lini IV (Kios Resmi). Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 15 tahun 2013.
Untuk memastikan penyaluran berjalan lancar, Pupuk Indonesia telah menerapkan digitalisasi yang mampu memantau penyaluran secara real time dari Lini I hingga Lini IV, termasuk saat stok pupuk berada di pelabuhan. Sistem digitalisasi ini disebut Distribution Planning & Control System (DPCS).
“Selain itu, Pupuk Indonesia juga tengah melakukan uji coba digitalisasi penebusan pupuk bersubsidi oleh petani di tingkat kios, yaitu melalui aplikasi REKAN. Aplikasi digital kios ini dapat diintegrasikan dengan sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) milik Kementan, sehingga dapat memastikan pupuk bersubsidi diterima oleh petani yang berhak. REKAN juga dapat diintegrasikan dengan sistem pembayaran Kartu Tani milik Himbara, juga sistem pembayaran QRIS,” tuturnya
Adapun menanggapi penyelewengan, Pupuk Indonesia mendukung dan mengapresiasi langkah tegas aparat penegak hukum (APH) yang berhasil mengungkap kasus penyalahgunaan pupuk bersubsidi. Pupuk Indonesia akan terus menjalin koordinasi dengan APH dalam rangka meningkatkan pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi
Sebagai perusahaan BUMN, Pupuk Indonesia juga melakukan tindakan tegas dengan menghentikan hubungan kerja sama kepada para distributor dan pemilik kios yang terbukti menyalahgunakan pupuk bersubsidi. Pupuk Indonesia selalu mensosialisasikan kepada distributor dan pemilik kios resmi lainnya bahwa pupuk bersubsidi adalah barang dalam pengawasan pemerintah. Sehingga penyalurannya diawasi oleh aparat pemerintah dan penegak hukum, antara lain melalui Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3).
Wijaya Laksana juga mengungkapkan, Untuk bisa mendapatkan pupuk bersubsidi, petani harus memenuhi sejumlah ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah. Untuk itu, Pupuk Indonesia mengimbau kepada petani agar tergabung dalam kelompok tani, menyusun e-RDKK, serta menebus atau membeli pupuk bersubsidi di pupuk kios pupuk lengkap (PKL) atau kios resmi.
Adapun petani yang berhak adalah petani yang telah terdaftar dan menggarap lahan maksimal 2 hektare setiap musim tanam. Kios resmi hanya akan melayani penebusan pupuk bersubsidi kepada petani yang telah terdaftar sesuai data dari dinas pertanian setempat.
Adapun pupuk bersubsidi saat ini terdiri dari dua jenis, yaitu Urea dan NPK. Kedua jenis pupuk bersubsidi ini diperuntukan kepada sembilan komoditas strategis yang berdampak terhadap laju inflasi, yaitu padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, tebu, kakao, dan kopi.
Editor: Eka G Putra