SAYA hanya tertidur beberapa jam saja. Pagi pun tiba. Begini rutinitas kami pasien Covid-19 di fasilitas isolasi mandiri pemerintah (FIMP) Bapelkes Riau setiap pagi setelah Salat Subuh. Pertama, cek suhu dengan alat yang sudah disediakan di masing-masing kamar isolasi. Alat itu dikepitkan di ketiak. Tunggu berapa saat dan berbunyi. Lalu difoto hasilnya dan kirimkan ke grup WA "Aku Penghuni Bapelkes".
Kedua, rapikan kamar. Foto dan kirimkan juga ke grup. Ketiga, pukul 06.30 WIB semua warga isolasi berkumpul di lorong di tempat meja obat biasa diletakkan dengan tetap wajib bermasker. Keempat, tak lama dua relawan Covid berpakain hazmat datang membawa peralatan untuk melakukan cek kondisi saturasi dan tensi pasien. Total 55 pasien bergiliran satu per satu diperiksan kondisinya. Dicatat keluhan-keluhannya. Dan ini yang berkesan; dibesarkan hatinya. Petugas kerap bilang kondisi kami bagus. Sementara pasien diperiksa semua kamar isolasi disterilkan petugas berpakaian hazmat setiap hari.
Setelah pasien selesai diperiksa diminta petugas ke sebuah lapangan berukuran sedang di depan asrama. Di sana tersedia bola kaki, bola voli dan raket badminton. Dianjurkan berolahraga hingga berkeringat sembari menunggu selesainya semua warga isolasi diperiksa dengan tetap tidak melepas masker.
Setelah selesai semua lalu berkumpul di lapangan. Tak berapa lama petugas dari TNI bermasker datang ke lapangan. Kami diminta membentuk barisan. Semua wajib senam pagi. Kecuali bagi yang fisiknya belum kuat dipersilakan duduk di tepi lapangan. Senam dipimpin langsung oleh personel TNI yang bertugas di sana. Mulai dari pemanasan awal, peregangan, dan senam kesegaran.
Menariknya setelah itu dilanjutkan dengan senam ceria. Kebetulan ada warga isolasi yang instruktur senam aerobik. Dengan diiringi musik ia diminta memimpin senam itu. Senam berlangsung heboh dan gembira.
Suasana heboh dan gembira itu memang dimulai oleh para relawan Covid-19 yang juga ikut senam ceria tersebut. Kali ini tidak menggunakan pakaian hazmat hanya modal masker. Para dokter, perawat, personel TNI ikut senam ceria ini. "Mana suaraanyaaa.." teriak Zuhri seorang relawan Covid yang bertugas di sana. Disambut dengan teriakan "Yeeee..." membahana dari peserta. Kalau sudah begitu kadang jadi lupa keresahan karena sedang terinfeksi Covid-19.
Pernah ketika instruktur senam aerobiknya sudah habis masa isolasinya, peserta isolasi sempat bertanya-tanya siapa yang akan menggantikannya besok? Ternyata tak diduga adalah seorang petugas kebersihan yang hari-hari membersihkan depan kamar pasien dan kadang juga mengantarkan makanan.
Ternyata tak kalah hebohnya. Sandy namanya. Meski perawakan sedikit gemuk tapi gerakannya luwes. Bahkan tak kalah dengan instruktur senam aerobik profesional. Bikin heboh dan gembira. Biasanya senam berakhir sekitar pukul 08.40 WIB. Lalu kadang ada pengarahan dari dokter, perawat yang bertugas di sana sebelum bubar.
Setelah senam kebanyakan peserta tidak langsung masuk kamar karena berjemur di bawah sinar matahari pagi. Selebihnya waktu terserah pasien. Saya mengisinya dengan membaca dan kadang mengobrol dengan pasien lain dengan tetap standar prokes (jaga jarak).