TRANSFORMASI CULTURE DAN DIGITAL BRI PASCAPANDEMI

‘’Hidden Gems’’, Inovasi Tiada Henti

Feature | Kamis, 16 Februari 2023 - 20:45 WIB

‘’Hidden Gems’’, Inovasi Tiada Henti
Nasabah BRI Lancang Kuning melakukan transaksi di teller, Rabu (15/2/2023). (HENNY ELYATI/RIAUPOS.CO)

Hidden gems adalah permainan (games) mencari permata yang tersembunyi. Saat ini, lagi happening dengan meletakkan daya tarik itu pada hal-hal yang tersembunyi. Hidden gems sangat diminati, semakin kita berupaya mencarinya semakin banyak ‘’surga’’ tersembunyi yang kita temukan.

Laporan HENNY ELYATI, Pekanbaru


DEMIKIAN halnya dengan BRI. Sebagai perbankan dengan jaringan terluas di Indonesia hingga ke pelosok negeri, Bank Rakyat Indonesia (BRI) berkembang pesat seperti hidden gems yang banyak menyajikan hal-hal menarik melalui inovasi tiada henti yang diciptakan para BRIlian. Inovasi transformasi culture dan digital yang terus berkembang menempatkan BRI di peringkat ke-1 perusahaan terbesar di Indonesia, dan ranking ke-349 dunia atau naik peringkat dari urutan ke-362 pada tahun lalu.

Keberhasilan BRI dengan laba Rp51,4 triliun ini memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara mencapai Rp26,5 triliun di 2022 dan Rp136,5 triliun pada 5 tahun terakhir.

‘’Tahun 2021 lalu, laba BRI mencapai Rp32,4 triliun dan dikembalikan kepada negara dalam bentuk dividen sebesar Rp14,05 triliun, dan BRI bayar pajak Rp12,5 triliun. Total kontribusi BRI kepada negara pada tahun 2022 sebesar Rp26,5 triliun. Pada 5 tahun terakhir kontribusi BRI kepada keuangan negara mencapai Rp136,5 triliun,’’ ujar Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto dalam ekspos kinerja BRI 2022, beberapa waktu lalu.

Seperti hidden gems, BRI berhasil menyelamatkan 3,9 juta pelaku UMKM. BRI melakukan restrukturisasi kredit Covid-19 untuk menyelamatkan bisnis UMKM dengan posisi tertinggi sebesar 3,9 juta nasabah (September 2020) dengan nilai Rp256,1 triliun. Restrukturisasi kredit di BRI terus melandai seiring pemulihan ekonomi terjadi. Posisi pada kuartal III-2022, restrukturisasi kredit di BRI telah menurun menjadi Rp116,45 triliun.

 

Berdayakan Lebih 2.182 Desa BRILian

Salah satu hidden gems yang tersembunyi adalah Desa BRILian. Permata yang menjadi andalan BRI merupakan program inkubasi yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa.  Hingga Desember 2022, BRI telah memberdayakan lebih dari 2.182 Desa BRILian di seluruh Indonesia, di mana 425 di antaranya adalah desa wisata.

‘’BRI terus mendorong peningkatan inklusi keuangan dengan layanan yang lebih dekat dengan masyarakat,’’ ujar Diretur Utama BRI Sunarso.

Guna mendukung program ini, hingga kini jumlah agen BRILink mencapai 627 ribu yang menjangkau lebih dari 58 ribu desa. Jumlah agen BRILink mencapai 627 ribu agen (meningkat 24,6 persen YoY), jumlah transaksi mencapai 1,08 miliar dan volume transaksi Rp1.298 triliun (tumbuh 13,5 persen YoY), menjangkau 58 ribu desa atau mengcover lebih 77 persen total desa di Indonesia.

Tidak hanya itu, BRI juga mengintegrasikan 34 juta nasabah ultra mikro dan lebih 1.000 gerai senyum.

‘’Integrasi layanan co-location SENYUM (Sentra Layanan Ultra Mikro) antara BRI dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) telah mencapai 1.003 lokasi.  Melalui SENYUM, Holding Ultra Mikro berhasil mengintegrasikan lebih dari 34 juta nasabah ultra mikro untuk kemudian diberdayakan agar usaha nasabah naik kelas,’’ jelasnya.

Pascapandemi, upaya pemerintah dalam rangka menggiatkan dan menggerakkan perekonomian negara berjalan sangat baik. Di sisi lain, BRI sebagai perbankan dengan jaringan terluas di Indonesia sudah melakukan upaya-upaya recovery terhadap pinjaman kredit nasabah.

Sepanjang tahun 2022, BRI telah berhasil menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sesuai dengan breakdown atau alokasi yang ditetapkan pemerintah yakni sebesar Rp252,38 triliun kepada 6,5 juta debitur.

’’Pada tahun ini, BRI akan terus berkomitmen untuk menyalurkan KUR sebagai upaya mendorong roda perekonomian grass root serta untuk mendukung penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat,’’ ujar Direktur Utama BRI Sunarso melalui rilis yang diterima Riaupos.co.

Tahun ini, BRI telah mendapatkan alokasi KUR dari pemerintah sebesar Rp270 triliun untuk disalurkan kepada debitur dan BRI optimistis dapat mencapai target tersebut. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan BRI dalam memproses dan mencairkan KUR dengan rata-rata Rp1 triliun per hari.

’’KUR adalah kredit usaha rakyat, jadi KUR adalah kredit, bukan bantuan atau hibah,’’ papar Sunarso.

Sumber dana KUR 100 persen dari bank. Suku bunga KUR mikro 16 persen dari beban bunga 16 persen tersebut, pemerintah memberikan subsidi 10 persen kepada rakyat sehingga beban bunga yang dibayar rakyat hanya 6 persen.

’’Jadi yang dibantu subsidi adalah rakyat, bukan bank,’’ tegas Sunarso.

Secara terpsah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan, keberhasilan BRI dalam menjalankan fungsi intermediasi juga mampu diimbangi dengan manajemen risiko yang prudent. Hal tersebut tercermin dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang manageable di level 2,67 persen. Di samping itu, BRI menyiapkan pencadangan yang cukup dengan NPL Coverage tercatat sebesar 305,73 persen, di mana angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir tahun 2021 yang sebesar 281,16 persen.

’’Pencadangan yang memadai tersebut merupakan langkah inspiratif dan upaya mitigasi risiko menghadapi ketidapastian perekonomian global, kenaikan inflasi dan suku bunga serta potensi perlambatan ekonomi,’’ sebut Supari.

Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Hal ini terlihat dari rasio LDR secara konsolidasi yang terjaga di level 87,09 persen dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 25,54 persen.

‘’Berdasarkan data statistik, BRI yakin akan terus tumbuh secara sustainable karena memiliki sumber pertumbuhan yang jelas, punya kecakupan modal dan likuiditas serta pengelolaan risiko yang lebih baik. Secara kosisten, BRI akan fokus pada UMKM,’’ ujarnya.

Secara teknis, pinjaman-pinjaman bermasalah nasabah mulai berkurang dan pertumbuhan kredit sudah berjalan normal. BRI berhasil melakukan efisiensi dengan menekan biaya dana (cost of fund) melalui perbaikan funding structure peningkatan dana murah (CASA).

Dari sisi kredit cost sebagai upaya recovery. Dari recovery rate BRI tahun 2022 mencapai sebesar 59,12 persen sehingga pendapatan recovery BRI meningkat sebesar 33,59 persen year on year (YoY).

‘’Faktor utama yang mempengaruhi laba BRI adalah pertumbuhan volume kredit dan juga peningkatan jumlah nasabah yang dilayani, terutama nasabah mikro,’’ ujar Regional Consumer Banking Head BRI Pekanbaru Teguh Aribowo kepada Riaupos.co, Rabu (15/2/2023).

Terkait penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), BRI berhasil mencatatkan kinerja posistif. Hingga akhir kuartal IV 2922, DPK BRI tercatat tumbuh 14,85 persen YoY menjadi Rp1.307, 88 triliun. Dana murah (CASA) melesat menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI dimana secara YoY meningkat sebesar 21,46 persen. Secara umum, saat ini proporsi CASA BRI tercatat 66,70 persen meningkat signifikan dibanding CASA pada periode yang sama tahun lalu yakni 63,08 persen.

Dari sisi penyaluran kredit, lanjut Teguh, total kredit dan pembiayaan BRI grup tercatat mencapai Rp1.139 triliun pada akhir Desember 2022. Secara khusus, portofolio kredit mikro BRI tumbuh double digit sebesar 13,9 persen YoY. 

’’Ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat menjadi 84,74 persen.

 

Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook