Tiga warga Kota Payakumbuh, Sumbar, nekat bersepeda motor ke Makkah Al-Mukarramah, demi menunaikan ibadah haji. Bakal melintasi delapan negara di Asia. Apa motivasi mereka?
Laporan M FAJAR RILLAH VESKY, Payakumbuh
”MOHON maaf. Nanti malam saja wawancaranya. Sebab, saya sedang mengurus pengiriman sepeda motor ke kapal,” kata Muliandri kepada Padang Ekspres (JPG), Kamis siang (11/5). Saat itu, pria kelahiran Batusangkar 24 Maret 1971 yang tercatat sebagai warga Kelurahan Tanjuangpauah, Payakumbuh itu sedang berada di Pelabuhan Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara.
Muliandri yang akrab dipanggil Ul berada di Pelabuhan Tanjung Balai Asahan untuk meneruskan perjalanan naik haji ke Makkah dengan sepeda motor. Ul bertolak dari Payakumbuh, Sumbar, sejak Selasa (9/5). Ul tidak sendiri. Bersamanya, juga ada dua warga Payakumbuh. Yakni, Nazif A Yani, 59, dan Ratnawati, 55, yang sama-sama warga Kelurahan Tigo Koto Diateh, Payakumbuh Utara.
Dari Payakumbuh mereka langsung ke Pekanbaru. Terus ke Tanjung Balai Asuhan. Kamis siang (11/5) lalu, dua sepeda motor Yamaha NMax yang dikendarai, sudah duluan naik kapal barang untuk dikirim ke Kualalumpur, Malaysia. Sedangkan mereka baru kemarin naik kapal ke Malaysia.
Padang Ekspres kembali menghubungi Ul pada Kamis (11/5) malam. Saat itu, jaringan seluler di Tanjung Balai Asahan, sepertinya sedang bermasalah. Beberapa kali, obrolan kami terputus. Namun, Ul tetap semangat bercerita. Ia menyebutkan, termotivasi naik haji dengan sepeda motor atau melakukan perjalanan haji ala backpacker, karena panggilan ke Masjidilharam yang selalu datang setiap saat.
”Panggilan Yang Satu (Allah SWT), untuk datang ke Masjid Haram, selalu datang setiap saat. Dan rasanya, semakin hari semakin kuat. Kalau berangkat menunggu daftar antri haji pemerintah itu bisa 30 sampai 40 tahun. Sedangkan umur saya, sudah kepala lima. Tentu dalam usia berapa, saya bisa menunaikan ibadah haji. Lagi pula, biayanya juga gede,” kata Ul.
Atas dasar itulah, Muliandri bersama Nazif A Yani, 59, dan Ratnawati, 55, memutuskan berangkat ke Tanah Suci dengan mengendarai sepeda motor. Mereka meyakini, naiki haji dengan sepeda motor akan lebih simple. Namun, memang memerlukan keahlian khusus dan persiapan yang matang.
Ul sendiri sudah melakukan persiapan naik haji dengan mengendarai sepeda motor sejak Desember 2022 silam. Selain persiapan batin dan fisik, juga mempersiapkan surat-surat atau dokumen perjalanan yang diperlukan.
”Untuk negara-negara di ASEAN (Asia Tenggara), perjalanan memang tidak lagi memerlukan visa, cukup dengan paspor. Namun, ada beberapa negara di luar ASEAN, yang kalau masuk ke negaranya, itu memerlukan visa. Karena kami backpacker, jadwal perjalanan tentu tak bisa dipastikan. Maka untuk negara-negara yang memerlukan visa, kami urus nanti, di perbatasan masuk negara tersebut,” kata Ul.
Dalam rencana yang sudah disusun, Ul bersama dua rekannya bakal melintasi delapan negara di Asia. Selain Indonesia, mereka akan masuk wilayah kedaulatan Malaysia, Thailand, Myanmar, Bangladesh, India, Pakistan, Iran, dan Uni Emirat Arab. Untuk membawa atau mengendarai sepeda motor ke negara-negara tersebut, mereka harus mengantongi surat atau dokumen yang diterbitkan Ikatan Motor Indonesia (IMI).
”Jadi, selain membawa paspor dan akan mengurus visa, kami juga memiliki surat izin membawa kendaraan ke luar negara dari IMI. Rencana kami, dari Tanjung Balai Asahan ini, terus ke Kuala Lumpur (Malaysia). Kemudian, dari Kuala Lumpur, kami akan ke Bangkok, Thailand,” ujar Ul.
Setiba di Malaysia ataupun Thailand, mereka berencana singgah di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang ada di kedua negara tersebut. ”Nanti, dari Bangkok, kami akan terus ke Myanmar. Kemudian, melanjutkan perjalanan ke Bangladesh, terus ke India, Pakistan, dan ke Iran, kalau situasi memungkinkan. Setelah itu, baru menyeberang lagi ke Dubai. Dari Dubai baru ke Riyadh. Temui konsulat. Dari situ baru ke Makkah,” tuturnya.
Doakan Selamat dan Mabrur
Sebetulnya, naik haji dengan sepeda motor ini, akan diikuti oleh empat warga Payakumbuh. Namun, menjelang keberangkatan, satu orang mundur karena pertimbangan usia yang tidak kuat bersepada motor melintasi banyak negara. Direncanakan, perjalanan dari Payakumbuh sampai ke Makkah akan memakan waktu 33 hingga 35 hari.
”Perhitungan kami, perjalanan ke Makkah dari Payakumbuh dengan sepeda motor, perlu waktu 33 sampai 35 hari, kalau tidak ada halangan di perbatasan antarnegara. Tapi, waktu 33 sampai 35 hari itu untuk berangkatnya saja. Untuk pulangnya nanti, tentu juga perlu waktu sebanyak itu,” kata Ul.
Karena menunaikan ibadah haji ala backpacker, Ul dan dua temannya akan banyak menginap di sepanjang perjalanan. ”Jika sore hari akan kami cari penginapan. Sebisa mungkin dapat menginap di KBRI atau Konsulat Indonesia. Namun, jika jauh dari itu, tentu kami menginap di jalur yang akan kami lewati sebagai backpaker,” kata Ul.
Bersama dua rekannya, Ul berharap doa dari warga Sumbar, khususnya warga Payakumbuh agar mereka selamat pulang pergi menunaikan ibadah haji dengan menaiki sepeda motor. ”In sya Allah, foto dan video perjalanan akan kami update dan kami kirim buat teman-teman media. Namun, satu pintu saja ya. Karena, kami sedang di perjalanan. Kalau melayani satu per satu, tentu akan memakan waktu,” ujar Ul.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Payakumbuh melepas keberangkatan Nazif Ayani, Ratnawati, dan Muliandri. Asisten II Setko Payakumbuh Elzadaswarman berpesan kepada ketiga backpacker itu agar selalu menjaga stamina dan kesehatan.
”Di mana terasa letih, mengantuk, dan lesu silakan untuk beristirahat. Selalu melaporkan ke tempat persinggahan yang dilalui tersebut. Semoga tercapai haji yang mabrur nantinya,” kata Elzadaswarman yang melepas ketiga warga bersama Staf Ahli Wali Kota Elvi Jaya dan Herlina, serta Kabag Kesra Efrizal.
Selain dilepas oleh Pemko Payakumbuh, ketiga warga yang naik haji pakai sepeda motor ini saat berada di Pekanbaru, Riau, juga dilepas oleh persatuan perantau Payakumbuh dan Limapuluh Kota yang tergabung dalam Gonjong Limo Riau. Mereka dilepas perantau dari Pekanbaru menuju Tanjung Balai Asahan.
”Dan alhamdulillah, setiba di Tanjung Balai Asahan, kami juga disambut oleh pemerintah daerah. Bahkan, kami juga dilepas ke pelabuhan oleh Wali Kota dan pejabat Tanjung Balai Asahan. Doakan kami menjadi haji yang mabrur,” ujar Muliandri.***