Siapa yang tidak kenal dengan Buya Ma'rifat Mardjani. Putra asal Kuansing ini tersohor karena perjuangannya terhadap masyarakat Riau.
Laporan Mardias Can, Telukkuantan
Buya Ma'rifat Mardjani lahir di Desa Mudik Ulo, Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau pada tangal 18 Agustus 1917 dan wafat di Pekanbaru pada tanggal 29 Mei 1989 dalam usia 72 tahun.
Pasangan Buya Ma'rifat Mardjani dan Umi Dra Hj Fatimah Hadi ini memiliki 10 orang anak yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Menurut salah seorang anak Buya Ma'rifat Mardjani bernama Dra Hafny Ma'rifat mengatakan bahwa dari 10 anaknya, satu orang saat ini berada di Hiroshima Jepang atas nama Suzanna Hadi Ma'rifat. ‘'Kalau di Jakarta ada nama Nelly Nailatie Ma'arif, Muhamnad Hasby Ma'arif dan Nirwana Ma'rifat. Sedangkan di Pekanbaru, ada nama, Achmad Zahedi Ma'rifat, Nizma Hanum Ma'rifat, Nurul Uyuni Ma'rifat, Devi Fauziah dan saya sendiri,'' katanya.
Lanjut Hafny, seorang anak lagi bernama Nariman Hadi Ma'rifat saat ini tinggal di Telukkuantan.
Sekarang makam beliau telah dipindahkan ke komplek Pondok Pesantren Darunnajah di Desa Sei Alah, Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, provinsi Riau oleh ahli waris beliau yaitu 10 orang putra-putri beliau.
Buya Ma'rifat Mardjani anggota DPR RI hasil Pemilu RI Pertama pada tahun 1955 dari daerah pemilihan Indragiri yang kini telah terbagi menjadi Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Indragiri Hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi.
Dalam buku "Realisasi Provinsi Riau Jambi" yang beliau tulis sendiri dan diterbitkan oleh pustaka Nyiur Melambai Jakarta tahun 1959 menyatakan bahwa hasil kongres rakyat Riau dan kongres rakyat Jambi meminta beliau untuk memperoleh otonomi daerah mereka masing-masing.***