Setiap unit EV bus yang digunakan PT RAPP saat ini juga telah dinyatakan lulus uji berkala oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebelum dikirimkan ke Pangkalankerinci. “Penggunaan satu bus listrik dapat mengurangi hingga 78,986 kilogram karbon monoksida (CO2) per tahun ketimbang pemakaian bus berbahan bakar fosil,” ujar Voukhe.
Lanjutnya, dengan penggunaan bus listrik RAPP bisa memangkas 25,1 kilogram karbon monoksida dan menghilangkan keluaran limbah bahan berbahaya dan beracun berupa oli bekas. Selain itu penggunaan bus listrik juga terbukti dapat menghemat biaya pengisian BBM. “Penggunaan bus listrik sedikitnya sepertujuh lebih murah jika dibandingkan kendaraan berbasis BBM,” terangnya.
Tiap bus listrik memiliki kapasitas 51 tempat duduk. Selain itu kamera juga terpasang di tiap sudut bus sehingga dapat langsung terpantau apabila pengemudi mengendarai dengan ugal-ugalan. Di dalam bus terdapat pula tombol emergency yang mampu membuka pintu secara otomatis apabila ada sesuatu yang terjadi.
Perbedaan lain yang dimiliki bus listrik apabila dibandingkan kendaraan umum terletak pada platnya. Plat bus listrik memiliki garis biru di bagian bawah nomor polisinya. Selain itu tak ada terdengar bunyi ribut mesin saat bus ini dioperasikan. “Bus listrik ini juga diperuntukkan untuk rombongan karyawan yang ingin berakhir pekan di Pekanbaru,” jelasnya.
EV Bus PT RAPP memiliki beberapa fitur keselamatan. Di antaranya kamera pada sisi kiri, kanan, depan dan belakang. Ketika ada kendaraan di sisinya alarm akan langsung berbunyi, begitupun saat EV Bus mundur. “Kalau driver ugal-ugalan kamera akan langsung memantau. Apakah itu berkendara zig zag ataupun driver menelpon sambil berkendara maka alarm akan berbunyi,” paparnya.
Sementara itu, Coordinator Transport PT RAPP Hasudungan Sihite memaparkan karena EV bus ini merupakan kendaraan yang full 100 persen listrik, maka mendapatkan insentif pajak kendaraan bermotor dari pemerintah. “Plat kendaran sudah BM seri Kabupaten Pelalawan. Pajak Rp153 ribu per tahun,” ungkapnnya.
Pada EV Bus ini juga sudah terpasang GPS yang merekam aktivitas bus hingga tiga bulan. Bus juga dilengkapi dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). “Karena bus listrik pakai APAR lithium. Berbeda dengan bus konvensional yang warna merah karena dia untuk meredam panas baterai,” urainya.
Dalam City Tour kemarin, senyapnya bunyi mesin EV bus ini hingga nyaris tak terdengar, terutama saat AC dimatikan bus berjalan. Dalam kondisi tersebut, bus berjalan seperti tanpa suara mesin.
Perjalanan dari Jalan Arifin Ahmad ke kampus D 3 Teknologi Pulp dan Kertas Fakultas Teknik Unri ditempuh dalam waktu normal sekitar 20 menit. Kampus D 3 ini didukung oleh PT RAPP dan Tanoto Foundation mulai dari infrastruktur hingga tenaga pengajar. “Kami menghibahkan peralatan laboratorium dan buku-buku Rp1,4 miliar di awal Februari lalu,” jelas Communication Manager PT RAPP, Budhi Firmansyah.
Rombongan City Tour begitu tiba di kampus D 3 ini disambut Koordinator Prodi D 3 Teknologi Pulp dan Kertas Fakultas Teknik Unri Evelyn ST MSc MEng. Dia menguraikan, prodi yang dipimpinnya merupakan sekolah vokasi pertama di Indonesia di bidang teknologi pulp dan kertas.
“Kerja sama PT RAPP dan Unri dan juga Tanoto Foundation sebagai pemberi beasiswa. Investasi awal Rp24,8 miliar gedung yang dihibahkan berikut perlengkapan laboratorium dari PT RAPP. Dua angkatan saat ini sudah lulus. 98 persen sudah langsung bekerja diterima di RAPP,” urainya.
Dalam kunjungan rombongan City Tour PT RAPP dan media ini, Evelyn menyempatkan diri untuk menunjukkan fasilitas yang ada di kampus ini. Di sana ruang kelas ada di bagian kanan gedung dan laboratorium ada di sebelah kiri.
Di sana ada tujuh laboratorium yang bertujuan mempelajari sejak awal proses produksi pulp hingga menjadi kertas. “Dipelajari mulai dari untuk membuat pulp juga bleaching atau pemutihan pulp. Kemudian dipelajari kimia analisa, yakni menganalisa hasil pulp yang di produksi. Ini dibantu kalibrasi equipment oleh RAPP agar peralatan bisa standar industri,” urainya.
Rombongan juga diajak melihat alat praktikum instrumentasi dan pengendalian proses. Lalu proses analisa kertas. Yakni memeriksa kecerahan kertas, kuat tarik dan kuat robek hingga kualitas kertasnya. “Nama-nama di sini disesuaikan dengan proses dan alat yang ada di RAPP. Di sini penerimaan mahasiswa ada tiga jalur yakni SNMPTN jalur prestasi, SNBT seleksi nasional D 3, dan jalur mandiri PBUD dan seleksi lokal. Kita memiliki akreditasi B,” ursi Evelyn.
Sembari rombongan ditunjukkan fasilitas yang ada di kampus vokasi ini, mahasiswa dan mahasiswi yang kebetulan baru selesai kuliah diberi kesempatan untuk menaiki EV bus PT RAPP berkeliling kampus Unri. Mayoritas dari mereka takjub dan mengapresiasi. “Nyaman, tidak berisik busnya,” kata beberapa dari mereka.
Usai mengunjungi Prodi D 3 Teknologi Pulp dan Kertas Fakultas Teknik Unri, City Tour kemudian dilanjutkan menuju cagar budaya Rumah Tuan Kadi di tepian Sungai Siak. Di sini rombongan mendapatkan penjelasan tentang sejarah bangunan ini.
Rumah Tuan Kadi adalah rumah persinggahan Sultan Siak. Rumah ini dibangun tahun 1895 oleh bangsawan setempat yang Bernama Nurdin Putih. Di rumah itu ada tanda 23 Juli 1928. Itu merupakan tanda yang dibuat di era zaman Belanda. Karena rumah ini sempat dijadikan kantor pemerintahan era Belanda, tangga dan tiangnya diubah di era tersebut.(das)