Tantangan Biofisik
Bupati Inhil, HM Wardan, dalam salah satu eksposenya menyatakan dari 440 ribu hektare kelapa yang ada saat ini, sekitar 93 ribu hektare sudah rusak. Tanaman yang rusak itu terbanyak berada di Kecamatan Mandah sekitar 13.382 hektare, Kuala Indragiri 11.933 hektare, dan Reteh 10.744 hektare. ‘’Kerusakan itu akibat intrusi air laut dan hama penyakit,’’ ungkap Wardan.
Tiga kecamatan yang disebut merupakan daerah yang selalu terendam air pasang. Intrusi air laut adalah dampak dari pasang air laut yang masuk ke perkebunan kelapa melalui parit-parit yang ada di sekitar perkebunan. Ketika air pasang surut, air laut ini tidak ikut surut. Air mengendap di parit, karena muara parit dan sungai sudah dangkal. Akibatnya air laut itu menyebar ke tanah-tanah sekitar dan menyebabkan produksi kelapa berkurang, buah menjadi kecil-kecil, bahkan ada yang tidak berbuah.
Selain intrusi air laut, kerusakan kebun kelapa juga disebabkan oleh hama kumbang tanduk yang menyebabkan buah menjadi berkurang. Berdasarkan penuturan beberapa petani kelapa, jika kumbang tanduk sudah menyerang kelapa, maka produksi satu tandan kelapa jauh berkurang. Jika biasanya 10-20 buah dalam satu tandan, namun ketika terkena penyakit ini hanya tersisa 3 buah dalam satu tandan. ‘’Dulu satu baris tanaman kelapa yang berisikan 40 batang menghasilkan 1.000 butir kelapa. Sekarang 21 baris atau 850 tanaman hanya menghasilkan 1.700 butir kelapa,’’ ujar Abdullah, petani kelapa di Kecamatan Kuindra yang sudah mulai berkebun sejak tahun 1975.
Intrusi air laut yang menyebabkan merosotnya produksi tanaman kelapa di Inhil tidak lepas dari rusaknya hutan mangrove (bakau) di pesisir pantai. Hutan mangrove berfungsi sebagai penahan pantai dari hempasan ombak laut, dan penahan sungai dari abrasi. Ketika mangrove ditebang, maka abrasi tidak terhindarkan lagi.
Abrasi sudah menjadi pemandangan yang lazim di sepanjang pantai Inhil. Kawasan itu dengan cepat terendam banjir ketika pasang naik. Air pasang tersebut membawa endapan lumpur ke daratan, membuat sungai, anak-anak sungai dan parit menjadi dangkal ketika pasang mulai surut. Jika ditilik dari sisi sejarah, lahirnya parit-parit di sekitar kebun kelapa itu tidak lain untuk menjadi jalur transportasi membawa hasil panen kelapa ke luar kebun. Kapal-kapal bisa masuk hingga ke pedalaman kebun kelapa. Namun sekarang, anak sungai sudah banyak yang dangkal, begitupun dengan parit, juga dangkal karena tertimbun lumpur.
Hamparan Kelapa Terluas
Indragiri Hilir merupakan daerah rendah dengan 92,54 persen dari luas wilayah 18.812,97 Km2. Mayoritas wilayahnya dikelilingi sungai dan laut sehingga mendapat julukan seribu parit. Sebagai daerah rendah, Indragiri Hilir hanya cocok ditanami kelapa. Dari luas wilayah Kabupaten Indragiri Hilir terdapat 341.072 hektare kebun kelapa, atau 11 persen dari luas kebun nasional. Di antaranya terdapat kebun kelapa dalam seluas 303.556 hektare dan kelapa hibrida seluas 38.404 hektare. Setiap tahunnya hasil kelapa di Indragiri Hilir mencapai 5,5 miliar butir.
Plt Kepala Dinas Perkebunan Inhil Abdurrahman SPi MSi mengatakan, Pemerintah Inhil terus melakukan pembangunan infrastruktur akses dan pembinaan terhadap petani kelapa untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di antaranya melakukan peremajaan terhadap tanaman tua atau rusak, membangun atau membuat trio tata air untuk menghindari terendamnya kebun kelapa dari air pasang. Mengganti bibit unggul dari tanaman sebelumnya yang tidak unggul.
‘’Pemkab Inhil terus melakukan pembangunan jalan perkebunan dan peremajaan kebun sesuai dengan kemampuan daerah, kita berupaya menyejahterakan masyarakat,’’ katanya saat ekspos Kelapa untuk Kesejahteraan Masyarakat di hadapan puluhan wartawan Sabtu (18/3/2023) lalu di Tembilahan.
Menurutnya, hingga tahun lalu, pemkab telah membuat tanggul di perkebunan kelapa masyarakat sepanjang 1081,10 Km, membangun jalan produksi sepanjang 21 Km dari APBD kabupaten dan 5,20 Km dari APBN. Untuk tahun ini, pemkab akan membangun jalan produksi sepanjang 3 Km dari APBD kabupaten dan 30 Km dari APBN (dana anggaran khusus).
Pemerintah juga telah meremajakan 10.507 hektare kebun masyarakat terhitung dari tahun 2009 sampai tahun 2022. Di antaranya 6.155 hektare merupakan dari APBN, 2.192 hektare dibiayai dari APBD provinsi dan 2.160 hekater dari APBD kabupaten.
‘’Dengan luas 341.072 hektare kebun kelapa, hanya terdapat 5 industri pengolahan kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir,’’ sebut Abdurrahman, yang sehari-hari menjabat sebagai Sekretaris Dinas Perkebunan Inhil ini..
Di antaranya PT Riau Sakti United Plantation, Pulau Burung yang menghasilkan coconut oil (minyak kelapa), coconut cream (santan kelapa), dessicated coconut (kelapa parut kering) dan hanya menampung 1 juta butir per harinya.
PT Inhil Sarimas Kelapa, Sungai Gantang yang menghasilkan produksi coconut oil (minyak kelapa), coconut cream (santan kelapa), coconut water (air kelapa dalam kemasan), coconut powder (tepung kelapa), coconut shell activated carbon (karbon aktif tempurung kelapa), coconut fibre (serat sabut kelapa), coconut extraction pellets (pelet bungkil kelapa) menampung 300 ribu butir per hari.
Ada PT Pulau Sambu, Sungai Guntung dengan hasil produksi coconut oil (minyak kelapa), coconut cream (santan kelapa), coconut water (air kelapa dalam kemasan), dessicated coconut (kelapa parut kering) memproduksi 1 juta butir perhari.
Sedangkan PT Kokonako Indonesia, Pulau Palas dengan hasil produksi coconut oil (minyak kelapa), dessicated coconut (kelapa parut kering), coconut extraction pellets (pelet bungkil kelapa) memproduksi 100-200 ribu butir perhari.
PT Pulau Sambu, Kuala Enok dengan hasil produksi coconut oil (minyak kelapa), coconut extraction pellets (pelet bungkil kelapa) hanya mampu mengolah 300 ribu butir per hari.
‘’Dari lima perusahaan pengolah kelapa tersebut hanya memproduksi sekitar 1 miliar butir kelapa per tahunnya. Artinya kelapa hasil kebun masyarakat masih terdapat 4 miliar lebih yang tidak tertampung,’’ tutupnya.
Buah kelapa biasanya diekspor ke Malaysia dan Thailand. Selain diekspor, kelapa yang dihasilkan oleh petani akan dijual ke perusahaan terbatas (PT) yang berada di Kabupaten Inhil di antarnya ada PT Pulau Sambu Kuala Enok, PT Sambu Guntung, PT Kokonako, PT Inhil Sarimas Kelapa dan PT Riau Sakti United Plantation (RSUP) di Pulau Burung.
Untuk meningkatkan kesejahteraan petani kelapa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah di antaranya melalui pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumber daya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan dan perlindungan terhadap petani.
Kelemahan Pengelolaan Sektor Perkebunan Kelapa
Perusahaan kelapa di Inhil masih kurang. Hal ini dikarenakan terlalu banyak jumlah kelapa yang dihasilkan tidak seimbang dengan kuota yang disediakan oleh perusahaan atau pihak swasta untuk membeli kelapa di wilayah Inhil. Harga kelapa yang cenderung murah tidak sesuai dengan harga bahan pokok. Hal ini karenakan jumlah perusahaan yang sedikit dan juga pemasaran di dalam dan luar negeri juga belum optimal. Untuk ekspor kelapa sendiri, Kabupaten Inhil bergantung kepada Malaysia, jika Malaysia tidak membeli maka kelapa Inhil akan semakin murah harganya.
Penerapan teknologi masih minim. Hal ini dikarenakan petani belum terlalu mengenal teknologi sehingga sampai saat ini masih menggunakan cara tradisional dalam mengelola sektor perkebunan kelapa. Infrastruktur perkebunan masih kurang. Kurangnya infrastruktur perkebunan ini membuat pemerintah memfokuskan salah satu program yang dilakukan pada tahun mendatang yaitu pembangunan infrastruktur perkebunan, di mana salah satu yang contohnya adalah pemberian bantuan pembuatan tanggul mekanik yang ada di Desa Sungai Luar oleh Dinas Perkebunan Inhil.
Banyaknya tanaman yang mati dan rusak. Hal ini disebabkan oleh hama ataupun juga induksi air laut yang mengakibatkan tanaman rusak bahkan mati, untuk itu, pemerintah melalui Dinas Perkebunan Kabupaten Inhil melakukan program budi daya perkebunan yang tujuan utamanya adalah melakukan kegiatan peremajaan tanaman kelapa.
Pemkab Inhil terus berupaya bagaimana menjadikan petani kelapa di Inhil hidup sejahtera. Hal ini bisa terjadi jika pemerintah lebih optimal dalam mengelola sektor perkebunan kelapa baik dari pemasarannya, pola budidaya dan pengawasan dalam sektor perdagangan. Pemasaran kelapa misalnya dengan membuka jalan untuk mengekspor kelapa bulat bukan hanya ke Malaysia saja bisa ke negara lain juga.
Peluang yang dimiliki pemerintah daerah dalam pengelolaan sektor perkebunan kelapa di Kabupaten Inhil adalah menjadikan Kabupaten Inhil sentral perkebunan kelapa terbesar di dunia. Dengan potensi dan luas perkebunan yang ada sangat memungkinkan wilayah Kabupaten Inhil menjadi sentral perkebunan kelapa terbesar di dunia. Hal ini juga bisa didukung dengan festival kelapa yang pernah dilaksanakan di Kabupaten Inhil yang banyak diikuti oleh negara-negara asing pada tahun 2017. Hal ini menjadi salah satu pembuktian bahwa Kabupaten Inhil bisa bersaing di tingkat internasional dalam sektor perkebunan kelapa.***
Editor: Edwar Yaman