MEDAN (RIAUPOS.CO) - Perhelatan 2nd Northern Sumatra Forum (NSF) resmi ditutup, Jumat (29/10/2022) malam. Penutupan acara ini dilaksanakan dengan meriah. Penutupan ini diakhiri dengan berbagai pertunjukan menarik. Selain itu, saat penutupan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) wilayah Sumbagut, mengucapkan ikrar satu juta barel.
Pengucapan janji pegawai migas itu, menjadi pamungkas seluruh rangkaian 2nd Northern Sumatra Forum yang dihelat sejak 27 Oktober 2022. Hotel Adimulia menjadi saksi dan tonggak dimulainya mengejar target produksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada 2030 nanti.
''Kepada para pejuang Hulu Migas (SKK Migas dan KKKS) mohon berdiri,'' kata Kepala Perwakilan SKK Migas Sumatra bagian Utara, Rikky Rahmat Firdaus.
Lalu, Rikky membacakan isi Ikrar Pejuang Hulu Migas dan diikuti seluruh karyawan SKK Migas Sumbagut dan KKKS yang mengikuti 2nd Northern Sumatra Forum.
Ikrar ini bentuk kesiapan SKK dan K3S Sumbagut, untuk memenuhi target satu juta barel. Pengucapan ikrar ini dipimpin langsung Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus.
''Satu, kami pejuang satu juta barel, bertekad bekerja dengan sungguh-sungguh demi kedaulatan energi Indonesia. Dua, kami pejuang satu juta barel, akan bersatu dan bekerja sama demi ketahanan energi Indonesia. Tiga, kami pejuang satu juta barel, berusaha sekuat tenaga mempersiapkan dan memenuhi target 1 juta barel demi terciptanya kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia,” kata Rikky diikuti oleh jajaran SKK Migas dan KKKS di Hotel Adimulia, Jumat (29/10/2022).
Saat diwawancara usai kegiatan 2nd NSF, Rikky mengaku sangat senang pelaksanaan kegiatan ini berlangsung lancar.
“Terima kasih. Kami mengapresiasi para gubernur, bupati dan wali kota yang hadir di acara ini. Tujuan 2nd Northern Sumatra Forum digelar yaitu membangun sinergi untuk bekerja sama membangun bangsa,” ujar Rikky.
Ia mengaku dalam kegiatan itu berbagai isu muncul beserta pemecahan masalah. Tentunya hal ini menjadi positif, sebab masalah-masalah yang membuat target 1 juta barel tersendat muncul dan diselesaikan secara baik.
“Dalam CEO Forum (SKK, KKKS, dan Pemerintah Daerah), semuanya kami bahas. CEO forum menjadi wadah pertemuan dan membahas berbagai masalah,” ucap Rikky.
Salah satu yang dibahas dalam CEO Forum adalah proses administrasi pengurusan izin. Ada kesepakatan baik dari pemerintah daerah dan KKK2 saling berkomunikasi intens, untuk mempercepat pengurusan berbagai izin.
Rikky mengatakan berbagai permasalahan dibahas, demi perbaikan ke depannya. Hal ini tentunya agar target 1 juta barel minyak per hari, dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada 2030 nanti.
Grup Lebah Begantung menjadi sajian pamungkas di 2nd NSF. Lebah begantung mengajak para kepala daerah, SKK Migas dan KKKS berjoget bersama. Rikky juga menyampaikan bahwa dalam CEO Forum yang telah dilakukan selama kegiatan NSF 2022 kali ini telah memberikan informasi terkait perizinan apa saja yang menjadi hak dan tanggung jawab, untuk nantinya dalam proses perizinan dan kelengkapan dokumen, pemerintah daerah maupun KKKS tidak saling menunggu, namun diharapakan saling menginfomasikan apa yang menjadi menjadi kekurangan untuk dilengkapi sehingga perlunya komunikasi dari semua pihak.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya terjalin silaturahmi sehingga komunikasinya lancar sehingga pemerintah mengetahui terkait cita- cita Indoneisa emas ketahanan energi dan lainnya sehingga pemerintah daerah tidak hanya menunggu kelengkapan dokumen namun juga membantu mengaksistensi apa yang kurang demikian juga untuk K3S nya tidak hanya menuntut namun saling berkomunikasi,'' terang Rikky.
Lebih lanjut Rikky menyampaikan bahwa meski pemerintah daerah mendukung dalam industri migas namun tentu ingin mendapatkan manfaat dari industri yang ada mengingat pemerintah daerah merupakan pihak yang langsung berhubungan dengan masyarakat, untuk itu perlu adanya forum CSR yang melibatkan seluruh stake holder dan pemerintah sehingga dapat di rumuskan apa yang menjadi kebutuhan dan kepentingan di daerah industri migas.
Sementara Vice President Corporate Affairs PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), Sukamto Tamrin menambahkan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab baik SKK Migas maupun K3S tidaklah menggantikan fungsi pemerintah dalam membangun dan mengembangkan masyarakat daerah industri migas karena itu menurutnya perlu ada pemetan di tiap daerah mengingat kebutuhan tiap daerah yang berbeda sehingga perlu penangaan masalah utama yg ada di daerah tersbut dengan perusahaan lain yang ada di daerah di mana industri migas beroperasi.
"Yang harus perbaiki adalah kita perlu melakukan mapping yang baik karena isu dan kebutuhan tiap daerah di mana industri migas beroperasi berbeda, mulai dari isu kemiskinan, isu kesehatan, pendidikan ketenagakerjaan, infrastruktur dan lainnya, dan K3S beroperasi di daerah yang juga ada perusahaan lain sehingga ini menjadi tanggung jawab bersama" ucap Sukamto.
Dalam kegiatan selama 2 hari yang dlaksanakan setidaknya 56 pembicara baik tingkat regional maupun nasional yang berlatar belakang pejabat instansi pemerintah, akademisi, praktisi komunikasi dan SKK Migas membahas topik-topik yang berkaitan dengan regulasi, perizinan, pertanahan, komunikasi dan media, serta tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Gelaran 2nd NSF 2022 kali ini juga dihadiri dua gubernur. Yakni Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi serta Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi dan 3 perwakilan gubernur serta 18 wali kota/bupati dari lima provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepri dan Sumbar. 36 K3S yang mendukung kegiatan ini, selain itu juga melibatkan 90 peserta mahasiswa dari beberapa universitas dan 11 UMKM binaan K3S.
Laporan: Henny Elyati
Editor: Edwar Yaman