TELKOMSEL BUKA JARINGAN TELEKOMUNIKASI HINGGA PELOSOK

Merangkai Pulau, Menembus Lautan

Ekonomi-Bisnis | Kamis, 31 Agustus 2017 - 10:39 WIB

Merangkai Pulau, Menembus Lautan
BTS: Telkomsel menargetkan 22 BTS baru di daerah pelosok wilayah Riau.

Sebagai perusahaan telekomunikasi, Telkomsel selalu komit membangun jaringan. Yah, jaringan merupakan hal yang paling penting guna membuka akses komunikasi hingga ke pelosok. Bila jaringan komunikasi sudah terbentang luas, roda perekonomian masyarakat pun ikut terbuka lebar.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kemajuan zaman terus berkembang askes informasi berjalan seiring dengan tumbuhnya‎ berkembangan tersebut. Era modern saat ini bisa disebut sebagai era internet. Akses informasi kini bisa hanya didapat menggunakan gadget di telapak tangan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

 Jika dulu semua warga hanya menggunakan handphone senter kini warga sudah beralih menggunakan smartphone. Internet memang banyak memberikan dampak positif seperti cepatnya akses informasi, namun kades juga mengingatkan supya internet tidak dipergunakan untuk hal negatif.

 Mawan (65), warga Kecamatan Pulau Burung, Kabupaten Inhil, Provinsi Riau ini sudah 35 tahun tinggal di Kecamatan Pulau Burung. Bapak lima anak ini, tidak menyangka Kecamatan Pulau Burung bisa berkembang sedemikian pesat walaupun untuk bisa menempuh Pulau Burung tidaklah gampang. Pesatnya perkembangan ini tidak terlepas dari peran serta terbukanya jalur komunikasi.

‘’Pokoknya di sini hanya ada Telkomsel. Sejak ada jaringan itu, kami masyarakat Pulau Burung gampang berkomunikasi bahkan untuk hal transaksi juga tidak sesulit dulu,’’ aku pemilik perkebunan kelapa ini.

Tidak banyak yang diceritakan pria berkacamata ini. Namun dia sangat bersyukur, Telkomsel bisa hadir di Kecamatan Pulau Burung yang memberikan dampak luar biasa bagi masyarakat.

 ‘’Kalau tidak ada Telkomsel, tentu hasil bumi petani tidak dapat dengan mudah dijual ke luar. Demikian juga pengusaha dari luar tidak bisa membeli hasil pertanian masyarakat. Jika dulu petani snagat banyak mengeluarkan uang untuk biaya transportasi menjual hasil kebunnya tidak demikian saat ini. Kami tinggal telepon, begitu juga membeli barang. Tinggal pesan dan mereka mau mengantarkannya,’’ tutur Mawan yang hampir tiap bulan ke Tembilahan ini.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook