YOGYAKARTA (RIAUPOS.CO) - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terus menjaga kualitas jaringan telekomunikasi dan data di sepanjang jalur Kereta Rel Listrik (KRL) Yogyakarta-Solo. Hal tersebut perlu dilakukan karena sejak beroperasi masyarakat semakin ramai menggunakan moda transportasi tersebut yang menghubungkan kedua kota.
Lebih dari 220 Base Transceiver Station (BTS) 4G saat ini menopang kualitas jaringan di sepanjang jalur yang dilalui KRL Yogyakarta-Solo ini, untuk menghadirkan layanan internet cepat dan kelancaran komunikasi masyarakat penggunanya.
Group Head Central Region XL Axiata, Bambang Parikesit, mengatakan secara umum, kawasan aglomerasi Yogyakarta hingga Solo Raya menjadi perhatian utama XL Axiata mengingat pertumbuhan trafik yang cukup tinggi. Sejak KRL Yogyakarta-Solo beroperasi awal tahun lalu, tercatat terjadi peningkatan trafik data sebesar 78% di sepanjang jalur kereta yang menghubungkan kedua kota popular tersebut.
"Mobilitas masyarakat di kawasan ini memang mengalami peningkatan dengan adanya layanan KRL. Moda transportasi baru dengan jadwal keberangkatan yang lebih banyak dan cepat ini menjadi andalan masyarakat sekitar guna menunjang aktivitas produktif mereka, serta menjadi alternatif yang efisien untuk para wisatawan yang ingin mengunjungi kedua kota secara mudah dan cepat,” kata Bambang dalam siaran pers yang diterima Riaupos.co, Rabu (29/6/2022).
Menurut Bambang, jaringan internet cepat dari XL Axiata tersedia di sepanjang jalur KRL Yogyakarta-Solo, termasuk 11 stasiun yang melayani penumpang KRL, yang tersebar di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, dan Kabupaten Klaten. Guna menjaga kualitas layanan, berbagai upaya terus dilakukan, yakni ekspansi jaringan, upgrade kapasitas, peningkatan throughput, hingga perbaikan latency.
Peningkatan kualitas jaringan juga dilakukan melalui fiberisasi ke semua BTS, termasuk yang menopang jalur KRL. Fiberisasi bertujuan antara lain meningkatkan kapasitas jaringan 4G agar kualitas layanan data menjadi maksimal, cepat dan stabil.
“Sekarang, jika kita naik KRL atau kereta apa saja di jalur Yogyakarta - Solo, pasti kualitasnya jaringannya bagus. Buka internet akan lancar dan stabil. Bahkan sejak sebelum ada KRL, jalur ini sudah menjadi prioritas XL Axiata, mengingat ini memang jalur yang sangat sibuk. Jalur Yogyakarta-Solo, baik jalur kereta atau jalan raya, adalah jalur yang sejak lama sangat sibuk, bahkan 24 jam hidup, yang menjadi bagian dari jalur utama Jawa di bagian Selatan. Di mana mobilitas masyarakat tinggi, maka di situ menjadi perhatian XL Axiata untuk menyediakan jaringan yang mumpuni,” jelas Bambang lagi.
Menopang Pariwisata
Peningkatan jaringan 4G akan terus dilakukan mengingat kebutuhan layanan data yang berkualitas juga terus meningkat di kawasan aglomerasi Yogyakarta-Solo. Dalam periode dua tahun terakhir, secara rata-rata trafik data meningkat hingga 120% di kawasan ini, dengan pertumbuhan tertinggi berada di Solo Raya. Untuk itu, upgrade kapasitas 4G terus dilakukan dengan antara lain berkonsentrasi di area padat penduduk.
Dijelaskan Bambang, selama dua tahun terakhir, korporasi juga telah melakukan ekspansi layanan di lebih dari 260 BTS. Seluruh BTS tersebut terdapat di 89 kecamatan yang tersebar di Solo Raya, 7 kecamatan yang tersebar di Yogyakarta, dan 15 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Sleman.
"Perluasan akan terus XL Axiata lakukan hingga menjangkau seluruh kecamatan dan desa. Selain itu, peningkatan kualitas jaringan juga terus dilakukan untuk area yang sebelumnya sudah terlayani dan mengalami peningkatan trafik penggunaan internet," ungkap Bambang lagi.
Kawasan aglomerasi Yogyakarta-Solo Raya ini dikenal sebagai kawasan berbasis pariwisata, ekonomi, hingga olahraga. Selain di sepanjang jalur KRL, XL Axiata juga memastikan layanan internet yang terdapat di beberapa destinasi wisata di kawasan ini seperti Malioboro, Candi Prambanan, Tebing Breksi, Kraton Kasunanan Surakarta, Pura Mangkunegaran, hingga Kampung Batik Laweyan terjaga kualitasnya.
Dengan total lebih dari 1.200 BTS di seluruh wilayah Yogyakarta, Sleman, Surakarta, Sukoharjo, hingga Klaten, XL Axiata telah melayani lebih dari 900 ribu pelanggan. Pelanggan terbanyak berada di Kabupaten Sleman dengan total lebih dari 320 ribu pelanggan, menyusul Sukoharjo dengan 193 ribu pelanggan, serta Klaten lebih dari 168 ribu pelanggan.
Untuk menunjang proses kerja para pelaku UMKM, XL Axiata Business Solutions hadir dengan layanan khusus bagi pelaku usaha mikro yang tersebar di seluruh Indonesia. Guna menjawab kebutuhan setiap pelaku UMKM dalam meningkatkan produktivitas sekaligus memberikan nilai tambah untuk bisnis, XL Axiata Business Solutions hadirkan solusi BIZ On. Kartu perdana prabayar pertama di Indonesia yang menawarkan cashback GoPay tanpa batas langsung bagi para pengguna.
Selain itu, paket BIZ On juga memberikan nilai tambah berupa unlimited nelpon ke sesama XL & AXIS, kuota conference, dan konektivitas tanpa batas dengan paket yang sangat terjangkau yaitu mulai dari Rp 65 ribu. Simcard ini dapat digunakan oleh semua segmen industri.
Sementara itu, untuk mendukung berbagai aktivitas masyarakat, XL Axiata kini memiliki sejumlah pilihan produk yang dapat dimanfaatkan, termasuk layanan khusus bagi keluarga progresif Indonesia. Pada produk XL SATU fiber yang merupakan layanan konvergensi pertama di Indonesia, pelanggan bisa mendapatkan wi-fi rumah super cepat tanpa batas, juga bonus kuota XL sekeluarga bagi 5 nomor yang dapat diakses menggunakan perangkat handphone. Khusus bulan ini, pelanggan bisa mendapat gratis Vidio Platinum 12 bulan untuk streaming puluhan channel TV nasional, pertandingan olahraga ekslusif dan beragam konten lainnya. Informasi jangkauan, harga, hingga cara berlangganan bisa diakses melalui website satu.xl.co.id atau agen penjualan terdekat di kota anda.
Dari produk XL, terdapat berbagai pilihan paket unggulan mulai dari 3GB dengan kisaran harga Rp 15 ribu hingga 32GB dengan kisaran harga Rp 77 ribu. Dengan paket ini, masyarakat dapat menikmati bonus kuota tambahan ke berbagai aplikasi seperti Whatsapp, Line, Instagram, Youtube hingga Netflix.
Laporan: Hary B Koriun
Editor: Edwar Yaman