PEKANBARU(RIAUPOS.CO) - Produktivitas tanaman menghasilkan (TM) kelapa sawit dengan rentang usia satu hingga enam tahun atau TM Muda PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) berhasil menjadi yang tertinggi di seluruh lingkungan holding perkebunan nusantara.
Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN III (Persero), Mahmudi menyampaikan hal itu di sela-sela forum grup diskusi (FGD) yang diselenggarakan bersama Chief Officer Executive PTPN V, Jatmiko K Santosa dari unit kebun Sei Intan, Provinsi Riau.
"Untuk TM satu hingga TM enam (tahun pertama menghasilkan hingga tahun ke enam), produktivitas sawit tertinggi itu ada di PTPN V. Mencapai 24,56 ton TBS per hektare per tahun. Produktivitas ini membuat disparitas dengan PTPN lainnya sangat jauh. Beberapa bahkan ada yang hanya 2 sampai 3 ton,"kata Mahmudi dalam keterangan tertulis di Pekanbaru, Kamis (29/4).
FGD yang turut dihadiri Senior Executive Vice President (SEVP) Operational PTPN V Ospin Sembiring, dan Manajer Unit Kebun Sawit PTPN V Sungai Intan Azwar Batubara berlangsung dari Kebun Sungai Intan. Dengan latar belakang barisan tanaman sawit produktif, kegiatan itu juga disiarkan langsung secara virtual melalui zoom meeting serta diikuti seluruh direktur PTPN se-holding dan karyawan perkebunan nusantara.
Mahmudi mengatakan Kebun Sungai Intan PTPN V terpilih sebagai pusat lokasi pelaksanaan kegiatan FGD menyusul prestasi membanggakan salah satu unit yang berlokasi di Kabupaten Rokan Hulu itu sepanjang 2020 lalu.
Kebun Sungai Intan dengan mayoritas tanaman sawit berusia muda mampu memiliki produktivitas hingga 33,17 ton per hektare dan menjadikan kebun terbaik peringkat pertama se holding perkebunan nusantara tahun 2020 lalu.
CEO PTPN V Jatmiko K Santosa menjelaskan saat ini TM satu hingga TM enam sawit PTPN V memiliki rata-rata produksi tandan buah segar mencapai 24,56 ton TBS per hektare per tahun. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan standar tertinggi nasional yang berkisar 23,85 ton TBS per hektare per tahun.
Jatmiko mengakui bahwa keberhasilan tersebut bukan sebuah kerja instan, namun telah dimulai sejak beberapa tahun lalu. Namun, dia mengatakan pekerjaan yang telah dimulai tersebut tidak akan membuahkan hasil maksimal tanpa konsistensi dan disiplin.
"Tantangannya adalah konsistensi disiplin culture, sehingga apa yang telah dilahirkan prima, akan terus terjaga secara prima ke depannya. Kami berusaha memunculkan disiplin bagi setiap teman-teman. Disiplin muncul dari rasa memiliki yang kuat. Tanaman ini masa depan kita. Dia akan berikan apa yang telah kita berikan" urai Jatmiko.
Jatmiko merincikan, produktivitas sawit muda tertinggi diperoleh oleh TM enam atau tanaman sawit menghasilkan berusia enam tahun yang mencapai 27,849 ton hektare. Sementara untum TM satu, produktivitas tandan buah segar sawit mencapai 19,842 ton per hektare.
Untuk saat ini, luas TM muda PTPN V tercatat sekitar 42 persen dari total luas tanaman sawit produktif perusahaan perkebunan milik negara yang beroperasi di Riau tersebut seluas 66,7 ribu hektare. Sementara, 8,86 ribu hektare kebun sawit lainnya telah melaksanakan program peremajaan dan masuk dalam kategori tanaman belum menghasilkan (TBM).
Lebih jauh, Jatmiko yang juga ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Riau tersebut mengatakan bahwa PTPN V memiliki sejumlah strategi untuk menjaga tingkat produktivitas sawit meningkat.
Selain penggunaan varietas unggul dan jenis tanaman homogen, upaya pengendalian hama dan penyakit, pemupukan sesuai rekomendasi, peningkatan infrastruktur, kastrasi tepat waktu, penggunaan teknologi informasi serta digitalisasi juga merupakan strategi yang terus diterapkan.
"Perubahan dan perbaikan budaya akan lebih cepat dengan adanya perubahan teknologi. Akhir-akhir ini, teman-teman mungkin sedikit "kapok"karena dicekoki dengan beragam aplikasi digital perusahaan. Tapi percayalah, bahwa ini adalah upaya kita agar lebih efektif"ujarnya.
Sepanjang 2020 lalu, PTPN V berhasil mencatatkan kinerja terbaik sepanjang perusahaan berdiri dengan produktivitas tandan buah segar (TBS) sawit mencapai 23,87 ton per hektare per tahun atau meningkat 0,81 persen dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan produktivitas tersebut berbanding lurus dengan produksi TBS yang mencapai 1,59 juta ton di sepanjang 2020.(ifr)
Laporan : ELVY CHANDRA (Pekanbaru)