EKONOMI INDONESIA

Efek Kebijakan Ekonomi Belum "Nendang"

Ekonomi-Bisnis | Senin, 28 Desember 2015 - 00:00 WIB

Efek Kebijakan Ekonomi Belum "Nendang"

Pihaknya khawatir, jika pemerintah gagal melakukan akselerasi daya beli masyarakat, industri akan kembali terpuruk. Sebab, pada saat kinerja industri dan beban biaya produksi menurun, pengusaha akan memilih melakukan efisiensi.

“Kalau ekonomi lesu, yang kena pertama tentu buruh karena mereka bisa kena PHK (pemutusan hubungan kerja, red),” sebutnya.

Baca Juga :Terus Matangkan Skuad, Tiga Pemain Belum Bergabung

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P Roeslani mengakui bahwa tahun depan cukup menantang bagi para pelaku usaha karena Indonesia masuk dalam era pasar tunggal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

“Selain kondisi ekonomi global yang belum stabil, kita harus fight dengan MEA. Jadi harus lebih kerja keras kalau ingin selamat di 2016,” tuturnya.

Sementara itu, Bank Sentral Amerika Serikat diprediksi kembali menaikkan suku bunga The Fed pada 2016-2017. Hal tersebut, kata Rosan, bisa mengakibatkan rupiah kembali terpuruk. Sebab, ada indikasi ekonomi Amerika membaik.

“Kalau dolar menguat, otomatis rupiah tertekan. Bank Indonesia harus hati-hati menjaga rupiah. Bagi kami yang penting stabil,” ujarnya.

Dari sisi ekspor, pada 2016 diperkirakan kondisinya belum membaik. Sebab, harga komoditas andalan Indonesia seperti batu bara, karet, dan CPO (crude palm oil) masih rendah.

“Kalau permintaan global masih rendah, bisa memicu oversuplai (kelebihan pasokan, red). Harga bisa kembali turun. Misalnya batu bara, ketika 2012 masih 124 dolar AS per ton, sekarang 48 dolar AS per ton,” katanya.

Rendahnya harga komoditas itu, lanjut Rosan, akan membuat ekspor berbasis komoditas belum bisa diandalkan. Sementara ekspor produk industri selama ini belum optimal. Kondisi tersebut membuat banyak tambang batu bara berhenti beroperasi dan perkebunan mati suri.

“Pendapatan petani sawit dan karet tentu berkurang drastis,”ucapnya.(wir/c9/end)

Sumber: JPG/JPNN

Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook