EKONOMI INDONESIA

Efek Kebijakan Ekonomi Belum "Nendang"

Ekonomi-Bisnis | Senin, 28 Desember 2015 - 00:00 WIB

Efek Kebijakan Ekonomi Belum "Nendang"

JAKARTA (RIAUPOS.CO)  - Ketidakpastian ekonomi global diperkirakan masih berlanjut pada 2016 dengan sumber gejolak yang sama seperti pada 2015. Karena itu, pelaku usaha diharapkan tetap berhati-hati mengantisipasi melemahnya daya beli, ekspor, dan nilai tukar (kurs) rupiah.

“Negara-negara maju masih sulit melakukan perbaikan fiskal dan moneter karena sempitnya ruang fiskal dan beban utang mereka. Ini yang kami khawatirkan bisa memengaruhi kondisi perekonomian dunia dan Indonesia pada 2016,” ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani.

Baca Juga :Terus Matangkan Skuad, Tiga Pemain Belum Bergabung

Hariyadi menyebutkan, perekonomian Indonesia di 2016 masih dibayang-bayangi risiko ketidakpastian ekonomi global. “Yang patut diwaspadai seperti kapankah suku bunga The Fed akan dinaikkan. Lalu harga minyak apakah tetap di bawah USD 60 atau di atas USD 60, rendahnya harga komoditas, serta tetap harus hati-hati melihat perekonomian Cina,” terangnya.

Secara umum Hariyadi melihat prospek ekonomi 2016 akan lebih baik daripada tahun ini. Apalagi, pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang akan mendorong pertumbuhan industri. Namun, hal itu dinilai belum cukup kuat dan belum cukup mendongkrak ekonomi secara signifikan.

“Prediksi tahun depan ekonomi tumbuh 5,5 persen,” ucapnya.

Proyeksi tersebut, jelas Hariyadi, cukup moderat karena telah mempertimbangkan kondisi perekonomian global yang belum membaik dan reformasi ekonomi di dalam negeri yang hasilnya baru akan terasa pada semester II 2016.

“Semua paket kebijakan ekonomi harus sudah terealisasi pada awal tahun. Kalau perlu tambah lagi tahun depan yang fokus mendongkrak daya beli,” sarannya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook