PELALAWAN (RIAUPOS.CO) - Guna mendukung program pemerintah dalam penanggulangan stunting, di masyarakat di Pangkalan Kerinci, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dan Asia Pasific Rayon (APR) meluncurkan Pos Pemantauan Gizi.
Kegiatan ini dilakukan pada Rabu (27/8/2020) yang melibatkan para kader dan tenaga kesehatan di Puskesmas.
"Kami luncurkan kegiatan Pos Pemantauan Gizi yang terintegrasi dengan program Posyandu, bekerja sama dengan para kader, tenaga kesehatan di Puskesmas," ujar Head Community Development (CD) RAPP, Binahidra Logiardi, Rabu (26/8/2020), di Pangkalan Kerinci.
Kegiatan Pos Pemantauan Gizi ini dimulai dari pendataan sasaran melalui pengukuran di Posyandu oleh kader dan petugas kesehatan, terutama data antropemtri (tinggi dan berat anak) dan status gizi.
Balita dengan berat badan di bawah berat normal maka akan dirujuk ke Pos Pemantauan Gizi untuk mendapatkan konseling dan penyuluhan pemahaman gizi oleh ahli gizi puskesmas.
"Jika ditemukan balita dengan penyakit penyerta, maka akan dilakukan perawatan pemulihan, baru diikutsertakan dalam Pos Pemantauan," kata Binahidra.
Binahidra menambahkan, kegiatan konseling dan penyuluhan di Pos Pemantauan Gizi diawali dengan melakukan tes awal tertulis tentang pengetahuan gizi bagi ibu dari balita gizi kurang.
Kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan gizi anak dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sebagai sumber makanan bukan sebagai pengganti makanan utama serta cara memasaknya. Kegiatan ini diakhiri dengan tes evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman peserta.
Sebagai mitra pemerintah, dijelaskan Binahidra, RAPP dan APR memberikan bantuan PMT berbasis makanan lokal bagi balita usia 6-59 bulan dan PMT pabrikan berupa biskuit dan susu formula bagi anak usia 12-32 bulan.
"Di samping itu, kami juga mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas kader dan sarana posyandu di 32 posyandu binaan perusahaan," jelasnya.
Sekretaris Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan Pangkalan Kerinci Timur, Ida, mengatakan, dengan adanya kelas ini pihaknya mengajak ibu-ibu untuk lebih memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsi oleh keluarga, khususnya ibu hamil, bayi, dan balita.
"Stunting ini terjadi diakibatkan pemilihan asupan pola makan yang kurang bergizi. Kami menyarankan agar ibu hamil mengkonsumsi asupan yang bergizi, sehingga bisa mencukupi asupan gizi bayi sejak dalam kandungan," jelasnya
Salah satu warga peserta pelatihan, Julia (37) mengungkapkan, pelatihan yang diberikan dapat menambah pengetahuannya dalam peningkatan asupan gizi anak.
"Ini baru pertama kali saya ikuti, banyak ilmu yang saya dapat terutama cara memilih bahan dan membuat makanan yang bergizi. Bagi saya ini sangat penting untuk kesehatan anak saya," ujarnya mengakhiri.
Sumber: RAPP/APR
Editor: Hary B Koriun