PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Lembaga pengkajian Islam dan peradaban (LPIP) mengadakan diskusi dengan tema Konversi Bank Riau Kepri ke syariah untuk Riau Kepri lebih baik. Acara ini digelar di Graha Pena Riau, Sabtu (23/3).
Menurut Ketua LPIP Alaidin Koto, agenda ini bertujuan untuk mengembangkan diskusi-diskusi ilmiah terkait persoalan keumatan dan kebangsaan. Menurut Alaidin, LPIP telah menggesa Bank Riau Kepri untuk melakukan konversi manjadi Syariah.
“Dalam rangka kemajuan peradaban, kita di Riau sudah menggesa supaya perbankan Riau murni ke syariah supaya kita betul-betul aman. Perbankan syariah itu aman dan menimbulkan ketenangan batin bagi nasabah. Kita mendukung pemerintah agar mewujudak bank syariah secara 100 persen,” ujar Alaidin.
Alaidin menganalisa, masyarakat banyak ragu dengan sistem ekonomi syariah, juga banyak pejabat pemerintah yang tidak memahaminya. Menurut Alaidin dengan bisnis syariah berarti menyertakan Allah dalam bisnis tersebut.
Menurut salah satu pembicara, Azharuddin M Amin menyebutkan, salah satu kendala mewujudkan perbankan syariah terletak pada sumber daya manusia (SDM). Banyak SDM kurang memahami perbankan syariah, bahkan banyak juga orang-orang yang bekerja di perbankan syariah tidak memiliki latar belakang pendidikan ekonomi syariah. Selain itu menurutnya, masyarakat juga kurang memahami terkait hal tersebut.
“Salah satu langkahnya adalah dengan memberikan sosialisai kepada generasi muda, anak-anak sekolah, mahasiswa yang nantinya juga akan menjadi masyarakat agar mereka memahami ekonomi syariah,” kata Azhar.
Salah satu peserta diskusi Wali Saputra menuturkan dalam melakukan konversi harus mempertimbakan persoalan risiko. Menurutnya belum ada satu pun bank syariah yang siap dengan risiko. “Sudahkah kita siap kan itu untuk konversi,” katanya.
Peserta lainnya, Putra mengungkapkan bahwa paling lambat pada Juli 2023 semua bank syariah wajib menentukan pilihan untuk berpisah dengan bank konvensional atau memilih tutup. Ia berpendapat jika Bank Riau Kepri sangat cocok untuk konversi ke syariah karena kultur budaya masyarakat Riau tidak terpisah dari Islam. “Kultur kita, Melayu dan tidak terpisah dari Islam,” ungkapnya.
Putra menambahkan jika hal terpenting dalam konversi adalah SDM dan dorongan pemerintah. “Sebeberapa besar kepeduliah pemerintah itulah yang terpenting,” ungkapnya.(*2)