TOKYO (RIAUPOS.CO) - Aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi mencatatkan hasil kerja sama antara ketiganya mampu meraih keuntungan 5,7 miliar dolar AS. Ini naik 14 persen dari capaian tahun lalu hanya 5 miliar dolar AS pada 2016.
Kenaikan tersebut disebutkan tidak lepas berkat upaya konsolidasi dan konvergensi yang menghasilkan penghematan biaya, kenaikan pendapatan tambahan dan penghindaran biaya yang harus dikeluarkan perusahaan (cost avoidance).
“Aliansi memiliki dampak positif secara langsung terhadap pertumbuhan dan laba setiap perusahaan anggota. Kami berharap dapat menghasilkan sinergi yang tumbuh pada tahun-tahun mendatang,” ungkap Ketua dan CEO Carlos Ghosn lansir Automotive News.
“Kami yakin akan pertumbuhan aliansi seiring percepatan konvergensi melalui peningkatan pemanfaatan perencanaan bersama, platform kendaraan umum, berbagi teknologi dan kehadiran produk gabungan di pasar yang kuat dan berkembang. Kami menegaskan kembali tujuan sinergi kami lebih dari 10 miliar dolar AS pada akhir tahun 2022,” tambahnya.
Dari ketiga perusahaan, Mitsubishi memang memiliki pertumbuhan signifikan hingga 10 persen, Renault 8,5 persen dan Nissan 4,6 persen.
Penjualan mobil Aliansi
Penjualan unit mobilnya sendiri sudah mampu melampaui torehan Volkswagen yang bertengger di puncak penjualan dunia.
Pada 2017, aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi membukukan total penjualan 10,74 juta unit. Peningkatan dari tahun sebelumnya hanya 9,9 juta unit berkat masuknya Mitsubishi ke dalam kemitraan.
Proyeksi masa depan, aliansi berharap bisa mencapai penjualan hingga 14 juta mobil pada 2020. Sembilan juta dari angka tersebut akan dibangun di atas empat platform umum termasuk kendaraan listrik dan B-segmen. Selain itu, akan ada strategi penggunaan powertrains secara umum dari yang hanya sepertiga didorong menjadi 75 persen dari total.(mg8/jpg)